Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Memohon Pemerintah Segera Evakuasi Putrinya dari Wuhan

Kompas.com - 30/01/2020, 19:07 WIB
Sandro Gatra

Editor

BEKASI, KOMPAS.com - Sujak (67), tak bisa berbuat banyak ketika kabar virus Corona yang merebak di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China mengakibatkan korban jiwa yang begitu banyak.

Warga RT 02/06, Desa Kalijaya, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi itu merupakan orangtua dari Husnia (23), satu dari 10 mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang tengah menjalani pendidikan di China.

Sudah lebih dari satu pekan dia dan keluarga dirundung kecemasan atas kabar putri bungsunya yang terisolir di Kota Wuhan.

Baca juga: Menurut Kemenkes, Ini Alasan Virus Corona Tak Mewabah di Indonesia

Hampir setiap hari, Sujak selalu menghubungi Husnia untuk mengetahui kabar dan kondisi kesehatannya.

Husnia saat ini tinggal di Asrama Kampus Central China Normal University.

Sejak merebaknya virus corona, dia dan mahasiswa Unisa hanya bisa berdiam diri di dalam kamar tanpa melakukan aktivitas apapun.

"Kalau komunikasi setiap hari saya video call dengan anak saya, kabarnya sampai saat ini baik-baik aja sehat semua teman-temannya juga sama," kata Sujak dijumpai di Cikarang, Kamis, (30/1/2020), seperti dikutip Tribun Jakarta.

Baca juga: Ahli Patologi IPB: Virus Corona Bisa Menyebar di Indonesia lewat Kelelawar Buah

Meski sudah mengetahui kabar putrinya baik-baik saja, kekhawatiran akan virus Corona tetap saja selalui menghantui.

"Ya tetap aja was-was kan ada di kota yang kena virus, belum ada kepastian kapan bisa pulang," ujarnya.

Dia memohon kepada pemerintah Indonesia agar segera memulangkan seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) yang ada di China, khususnya Kota Wuhan.

Jangan sampai, kata dia, anaknya terisolir terlalu lama dan terkena ancaman virus baru yang dinilai mematikan.

"Kepada Pemerintah Pusat untuk secepatnya anak-anak di Wuhan dievakuasi pulang ke Indonesia, karena saya khawatir nanti terlalu lama takutnya kena virus juga, karena makin ganas virusnya," tegas dia.

Baca juga: Dua Skenario Pemerintah untuk Evakuasi WNI di Wuhan

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono sebelumnya mengatakan, pihaknya bersama Kementerian Luar Negeri dan pihak terkait telah menyiapkan sejumlah skenario untuk mengevakuasi warga negara Indonesia yang ada di Wuhan.

Setidaknya, ada dua skenario yang disusun pemerintah terkait rencana evakuasi WNI dari Wuhan.

Pertama, yaitu mengevakuasi WNI keluar dari Hubei.

"Skenario pertama mengeluarkan mereka dari Hubei, kemudian menjemputnya di tempat yang ada, keluar dari Hubei," kata Anung di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Kamis (30/1/2020).

Skenario kedua ialah mengevakuasi WNI keluar dari China dan membawanya kembali ke Indonesia.

Jika dimungkinkan, Pemerintah Indonesia akan mendaratkan pesawat evakuasi di Wuhan untuk menjemput para WNI keluar dari China.

Namun, seperti diketahui, hingga saat ini Wuhan masih locked down atau diisolasi oleh Pemerintah China sehingga evakuasi WNI dari Wuhan terkendala.

Jika skenario kedua digunakan, menurut Anung, ada beberapa tempat yang bakal menjadi lokasi evakuasi para WNI yang datang dari China.

Namun, ia tak menjelaskan detail lokasi evakuasi. Menurut dia, penentuan lokasi sangat bergantung pada proses evakuasi itu sendiri.

Nantinya, mereka yang dievakuasi bakal dikelompokkan menjadi setidaknya dua kategori, yaitu kategori people under observation atau kategori suspect.

Seseorang dinyatakan masuk kategori people under observation jika ia pernah ke Wuhan dan dinyatakan sehat.

Kategori ini disebut juga orang dalam pemantauan. Mereka yang dinyatakan sehat akan diberi health alert card yang berlaku selama 14 hari sejak kedatangannya di Indonesia.

Mereka juga harus menjalani masa inkubasi. Jika dalam kurun waktu tersebut pemegang health alert card menunjukkan gejala sakit, ia harus diperiksa lebih lanjut.

Sementara itu, seseorang dikategorikan suspect jika ia pernah ke Wuhan dan tidak dalam kondisi sehat. Mereka disebut pasien atau orang dalam pengawasan.

Mereka yang dinyatakan tidak sehat diwajibkan untuk menjalani isolasi dalam kurun waktu tertentu.

Pemerintah pun telah menyiapkan sejumlah rumah sakit untuk menjadi tempat isolasi.

"Kalau isolasi dalam pengertian pasien itu adalah di ruangan khusus dirawat dengan cara khusus, diperlakukan dengan cara khusus, dan terus dilakukan pemantauan 24 jam untuk status kesehatannya, suhunya, tekanan darahnya, napasnya, saturasi oksigen, dan lain sebagainya," kata Anung.

 

 

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul "Anaknya Terjebak di Wuhan Akibat Virus Corona, Warga Bekasi Memohon Putrinya Segera Dievakuasi."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Megapolitan
Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran 'Saudara Frame', Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran "Saudara Frame", Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Megapolitan
Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Megapolitan
JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

Megapolitan
Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Megapolitan
Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' ke RS Polri

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" ke RS Polri

Megapolitan
Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Megapolitan
Sebelum Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Sebelum Toko "Saudara Frame" Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com