JAKARTA, KOMPAS.com - Kabar tentang wabah virus corona mengkhawatirkan warga dunia, termasuk di Indonesia. Penyebarannya yang meluas cepat dengan risiko yang bisa menyebabkan kematian menjadi alasannya.
Meskipun per 26 Januari 2020 data WHO baru menyebutkan China, Jepang, Singapore, Malaysia, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, Vietnam, Nepal, Perancis, dan Australia yang terkena virus corona, Indonesia tetap melakukan upaya penegahan.
Beberapa rumah sakit di Indonesia yang sempat menangani pasien diduga terkena virus corona memang menyatakan pasiennya negatif.
Namun, Pemerintah Indonesia tetap melakukan upaya pencegahan karena beberapa rumah sakit masih menangani pasien yang diduga terkena virus corona dan rumah sakit ini masih menunggu hasil laboratorium.
Baca juga: Begini Kelengkapan Ruang Isolasi RSPI Sulianti Saroso untuk Pasien Diduga Terinfeksi Corona
Rumah-rumah sakit yang per 29 Januari 2020 masih menunggu hasil laboratorium lebih lanjut antara lain RSUD Provinsi NTB dan Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah antara lain memasang pemindai suhu tubuh di sejumlah bandara internasional di Indonesia serta upaya Kementerian Kesehatan RI yang mengimbau masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat dan bersih.
Meskipun pemerintah sudah melakukan upaya pencegahan di tempat-tempat masuknya turis asing, seperti bandara, masyarakat tetap khawatir.
Kekhawatiran ini membuat masyarakat sadar tentang bahayanya virus corona dan betapa mereka harus memproteksi diri sendiri.
Sarah (23) ibu satu anak yang ditemui di depan Stasiun Manggarai ini mengatakan bahwa ada beberap hal yang mulai ia lakukan sejak adanya kabar virus corona.
"Saya mencegahnya jadi jarang keluar rumah saja sih. Sama saya jadi sering minum vitamin buat saya dan buat anak saya," ujar Sarah sambil mengusap punggung anak balitanya.
Baca juga: Satu Lagi Pasien Diduga Terinfeksi Virus Corona, RSPI Sulianti Saroso Tunggu Hasil Lab
Upaya lain yang dilakukan Sarah adalah membeli masker untuk menutupi area hidung dan mulutnya.
"Saya sebetulnya lebih sering naik kendaraan pribadi tapi sekarang saya jadi ikut beli masker buat keluar. Cuma saya masih agak susah nyari masker buat anak kecil," ujar Sarah.
Sarah juga memiliki harapan lain untuk pemerintah agar lebih ketat dalam mengawasi turis di bandara ataupun pelabuhan.
"Soal turis China yang disambut di bandara yang ada di Sumbar, menurut saya tetap jangan lalai meskipun bukan dari Wuhan," ujar Sarah.
Dua orang mahasiswi asal Bekasi, Fitria dan Divera (20) juga sudah sadar akan pentingnya berupaya mengantisipasi penyebaran virus corona.