Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal Usul Nama Karet Tengsin: Kebun Karet Orang China yang Dermawan

Kompas.com - 31/01/2020, 16:20 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jalan hingga wilayah di DKI Jakarta memiliki nama yang unik dan kadang sama seperti nama benda atau nama orang.

Pernahkah Anda berpikir asal mula nama-nama tersebut?

Salah satunya adalah asal usul nama Kelurahan Karet Tengsin yang terletak di Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Kelurahan ini memiliki 70 RT dan 9 RW.

Dikutip dari buku Lexicografi Sejarah dan Manusia Betawi IV karya Ridwan Saidi, wilayah Karet Tengsin dulunya adalah rimbunan perkebunan karet seluas 300 hektar yang terhampar di jantung pusat kota Jakarta.

Namun karena perkembangan zaman, pohon-pohon karet kini berganti wajah dengan gedung-gedung pencakar langit.

Menurut salah satu sesepuh Karet Tengsin Husni MT, asal mula nama daerah tersebut berasal dari nama orang China yang kaya raya dan baik hati.

Orang itu bernama Tan Tieng Shin. Karena baik hati dan selalu memberi bantuan kepada orang-orang sekitar kampung, maka Tieng Shin cepat dikenal oleh masyarakat sekitar dan selalu menyebut daerah itu sebagai daerah Tieng Shin.

"Karena orang pribumi susah nyebutnya jadi Tengsin saja," ujar Husni seperti dikutip dari buku tersebut.

"Memang pada waktu itu banyak pohon karet, Karet Tengsin dulunya adalah perkebunan karet milik etnis China Betawi bernama Tieng Shin," sambung Husni.

Kekayaan yang berlimpah dan sikapnya yang dermawan membuat para pribumi banyak yang bekerja di perkebunan miliknya.

"Warga di sini dulunya hidup sejahtera, kita biasanya makan dari hasil hutan yang cukup berlimpah. Banyak sayur-mayur yang tumbuh subur. Jadi tidak usah beli, tinggal ambil saja," kata dia.

Tieng Shin mendiami wilayah tersebut sejak tahun 1890. Ia juga memiliki rumah yang dibongkar dan menjadi Menara Batavia.

Perkebunan karet milik Tieng Shin akhirnya juga tergusur setelah dibangunnya Stadion Gelora Bung Karno hingga Jalan KH Mas Mansyur.

Pascameninggalnya Tieng Shin, anak dan cucunya masih menetap meski tidak lama. Sejak rumah mereka juga ikut tergusur, jejak itu sirna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Megapolitan
Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com