Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Penculikan Bayi 10 Bulan di Duren Sawit, Dijual Melalui Facebook hingga Pelaku Masih Berusia 18 Tahun

Kompas.com - 02/02/2020, 07:50 WIB
Dean Pahrevi,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jajaran Unit Reskrim Polsek Duren Sawit membongkar sindikat penjualan bayi yang terjadi di wilayah Duren Sawit, Jakarta Timur.

Pengungkapan kasus itu berawal dari laporan orangtua korban bahwa bayinya berinisial AZ diculik di rumah kontrakannya, Kampung Bulak, Kelurahan Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, pada 29 Januari 2020.

"Awal mula kejadian sekira pukul 19.20 korban selaku orang tua dari anak umur 10 bulan datang ke Polsek Duren sawit melaporkan kejadian bahwa anaknya dibawa oleh kedua pelaku tanpa sepengetahuan korban," kata Kanit Reskrim Polsek Duren Sawit Iptu Fadholi dalam keterangannya, Jumat (31/1/2020).

Baca juga: Perempuan 18 Tahun Dalang Penculikan dan Perdagangan Bayi, Dijual Lewat Facebook

Dari laporan itu, polisi menyelidiki keberadaan dua pelaku berinisial RF dan TA yang menculik bayi berusia 10 bulan tersebut.

Hasil penyelidikan, polisi mengetahui RF dan TA tinggal di daerah Koja, Jakarta Utara. Polisi pun langsung mendatangi kedua pelaku dan berhasil menangkapnya.

Namun, bayi sudah tidak berada pada kedua pelaku. Sebab, sudah dijual kepada AJS, warga Makasar.

Baca juga: Sindikat Penculik Bayi di Duren Sawit Jual Korban Melalui Facebook Seharga RP 6 Juta

Dari keterangan kedua pelaku, polisi mendapati alamat rumah AJS dan berhasil meringkusnya serta menyelamatkan bayi tersebut pada 30 Januari 2020.

"Selanjutnya korban, saksi, pelaku dan barang bukti diserahkan ke Polres Jaktim untuk dilakukan proses penyidikan lebih lanjut," ujar Fadholi.

Bayi dijual melalui Facebook

Adapun kepada polisi, RF dan TA mengaku menjual bayi tersebut melalui media sosial Facebook. Harga bayi itu dijual awalnya dengan harga Rp 6 juta.

Kemudian, AJS yang ingin membeli bayi itu pun menawar harga tersebut kepada kedua pelaku.

"Setelah dilakukan interogasi bahwa anak korban ditawarkan dijual melalui sosial media Facebook dengan harga Rp 6 juta dan ditanggapi oleh pelaku AJS selanjutnya terjadi kesepakatan dengan harga Rp 2 juta," ujar Fadholi.

Salah satu pelaku berusia 18 tahun

Sementara itu, Fadholi menjelaskan, dalang penculikan bayi itu, ialah RF, remaja perempuan berusia 18 tahun. RF merupakan teman dari ayah korban berinsial BFA.

RF bersama saudaranya TA nekat menculik bayi tersebut lantaran kesal karena handphone milik RF yang dipinjam BFA, dikembalikan tidak sesuai spesifikasinya dengan handphone yang dipinjamkan sebelumnya.

"Karena sakit hati dia mengajak saudara laki-lakinya (TAF) untuk menculik anak pelapor. Tanggal 29 Januari sekira pukul 03.00 WIB mereka datang ke tempat saudara BFA," ujar Fadholi.

Baca juga: Polisi Bongkar Sindikat Penjualan Bayi di Duren Sawit

RF dan TA menculik bayi itu di rumah saudara BFA berinisial ID. BFA diketahui sehari-harinya kerap menitipkan bayinya ke ID. ID yang merupaka penyandang disabilitas, tidak kuasa melindungi bayi itu saat diculik.

"Saudaranya ini (ID) lalu ngasih tahu ke pelapor kalau anaknya diculik. Kemudian ayah korban datang melapor ke Polsek Duren Sawit dan kita tindak lanjuti," lanjut Fadholi.

Hingga saat ini kasus tersebut masih dalam penyelidikan polisi guna mengungkap sindikat penculikan bayi lainnya yang berhubungan denga para pelaku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com