Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sutiyoso Jadi Pemimpin Tangguh, Ditempa Lewat Pengalaman Berliku Sejak Masa Sekolah

Kompas.com - 04/02/2020, 07:00 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadi seorang pemimpin harus memiliki modal ilmu pengetahuan dan serta pengalaman mempuni untuk melewati segala permasalahan.

Kira-kira hal itu yang masih menempel dalam diri Gubernur DKI Jakarta periode 1997-2007 Letnan Jenderal TNI (Purn) Sutiyoso.

Diawali dari masa sekolah, Bang Yos (75), sapaan akrab Sutiyoso, ingat betul bukan hal mudah saat awal meniti karir dari tempat asalnya di Semarang.

Saat duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) saja Bang Yos sudah mengalami sulitnya berbagi bangku sekolah dengan orang lain karena ketiadaan gedung sekolah. Ruang tamu rumahnya pun jadi kelas.

Baca juga: Sutiyoso Pernah Tolak Program Menteri yang Ingin Bangun Situ di Monas

"Saya asal-usulnya dari orang miskin dari desa banget benar-benar ayah saya hanya guru SD, anaknya 8, gajinya sedikit. Ruang tamu kita dikorbankan jadi kelas waktu itu saya kelas 4 SD," ucap Bang Yos kepada Kompas.com di kawasan Thamrin City, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2020).

Berbagi ruang kelas dan rumah saat itu menjadi ingatan tidak terlupakan bang Yos.

Masa-masa itu yang makin membuat tekad Bang Yos kecil dalam mengejar cita-citanya menjadi kuat.

Usai lulus dari SD, Bang Yos kecil pun melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Bang Yos ingat saat itu desanya tidak ada bangunan SMP, sekolah tingkat SMP terdekat jaraknya 4 km dari rumah. Jalannya masih menyusuri hutan yang lebat dan sepi.

Baca juga: Sutiyoso Kaget Anggaran Pengadaan Lem Aibon Dalam RAPBD DKI 2020 Capai Rp 82,8 Miliar

"Setelah lulus kelas 6 kan tidak ada space di rumah, lantas aku sekolah ke SMP yang ada di dekat kecamatan kira-kira 4 km jalannya. Bayangkan waktu kecil umur 11 tahun bolak-balik 4 km, setiap hari lewat hutan sampai lulus SMP," ucap Bang Yos mengingat masa kecil.

Bukannya sedih, Bang Yos remaja beranjak dewasa dan semakin tangguh dengan berbagai tempaan.

Cerita masuk akademi militer

Usai menyelesaikan pendidikan dari bangku SMP, Bang Yos kemudian masuk Sekolah Menengah Atas (SMA) dan tamat.

Masalah ekonomi membuat bang Yos yang saat itu tertatih menjalani bangku kuliah.

Ia tidak ingat kapan dan di mana kala itu mengenyam pendidikan di bangku kuliah, yang terlintas adalah masa-masa awal pindah dan memilih Akademi Militer.

"Saya tidak mampu bayarnya perjuangan luar biasa itu saat lulus SMA, saya kuliah yang sebenarnya enggak mampu membiayainya dan masuk ke Akademi Militer," terang Yos.

Baca juga: Sutiyoso, Gubernur yang Mewujudkan Transjakarta

Di Akmil, pria kelahiran Semarang, 6 Desember 1944 itu menemukan jati diri sebagai prajurit dan seorang pemimpin.

Pengalaman pendidikan berliku di masa yang sulit membuat Bang Yos semakin cakap dalam berbagai hal, terlebih soal kepemimpinan.

Bang Yos mengaku jadi tahu cara menempatkan diri sebagai pemimpin yang dibutuhkan oleh rakyat kala menjadi gubernur DKI, terlebih saat menghadapi permasalahan.

Ia selalu melihat ke belakang dan yakin dengan keputusan yang diambil.

"Coba bayangkan sendiri, bukan sampai puncak wapres atau presiden, tapi pernah memimpin jabatan setingkat menteri. Itu bukan hanya soal kualitas saja. Itu soal apa dia jadi gubernur pun saya enggak kepingin cuma akhirnya jadi kayak begini gini kan. Jadi pemimpin harus lewati berliku-liku nggak mudah," ucap Bang Yos.

Sutiyoso pun berpesan kepada generasi muda terlebih para pemimpin, agar tetap semangat dalam meraih cita-cita dan bekerja walau kerap dihadapkan oleh rintangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com