Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Keempat, Banjir di Garden City Residence Justru Naik 2,5 Meter

Kompas.com - 04/02/2020, 14:31 WIB
Singgih Wiryono,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Hari keempat banjir di Garden City Residence Periuk, Kota Tangerang justru semakin tinggi.

Aceng (50), warga Garden Citi Blok F 4 mengatakan, banjir semakin tinggi mencapai 2,5 meter.

"Tinggi air sampai 2,5 meter," kata dia saat ditemui Kompas.com di sekitar lokasi banjir, Selasa (4/2/2020).

Aceng mengatakan, banjir semakin tinggi karena ada tanggul di Kali Ledug yang jebol sehingga air deras masuk ke kawasan pemukiman.

"Kemarin Senin jebol jadi langsung naik airnya," kata dia.

Aceng bersama keluarganya kini ikut kembali mengungsi. Ia berharap banjir segera surut.

Baca juga: 300 KK Terdampak Banjir Garden City Residence Kota Tangerang

Garden City Residence Periuk Kota Tangerang direndam banjir sejak Sabtu (1/2/2020) lalu.

Data Pemkot Tangerang, setidaknya ada 300 kepala keluarga yang terdampak banjir di Garden City Residence Periuk Tangerang.

Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah mengaku akan memanggil pengembang perumahan Garden City Residence terkait banjir yang tak surut-surut di kawasan tersebut.

Baca juga: Banjir Tak Surut 3 Hari, Wali Kota Tangerang Panggil Pengembang Garden City Residence

Arief mengatakan, pengembang perumahan harus bertanggung jawab lantaran membangun perumahan di lokasi yang tak ideal di depan Kali Ledug.

"Dia bikin perumahan di situ, kondisinya hanya sekitar berapa meter dari Kali Ledug. Nanti kami lihat banjirnya kayak apa supaya masyarakat tidak tergenang," kata dia.

Camat Periuk Sumardi mengatakan, banjir sering terjadi di Garden City Residence karena tanah di area tersebut lebih rendah dari permukaan air di Kali Ledug.

Tidak heran bangunan-bangunan di pinggir Kali Ledug akhirnya terendam ketika air Kali Ledug naik.

Sumardi mengatakan, ada rencana relokasi yang pernah diwacanakan Pemerintah Kota Tangerang karena banjir yang kian tahun kian parah di wilayah tersebut.

"Dulu katanya sempat ditolak warga karena warga merasa punya aset di sana," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com