TANGERANG, KOMPAS.com - Ansori, warga Blok H Kelurahan Gebang Jaya, Kecamatan Periuk Kota Tangerang memanggil tim Satuan Polisi Pamong Praja yang bersama jurnalis SCTV dan Kompas.com sedang menelusuri lokasi banjir di perumahan Garden City Residence.
Perahu alumunium yang kami naiki tersebut juga ditumpangi Rama, seorang petugas keamanan yang biasanya bertugas di Perumahan tersebut.
Rama mengenal Ansori, seorang warga yang kebetulan sedang mengambil sesuatu di rumahnya yang terendam air setinggi tiga per empat pintu rumahnya.
"Bisa titip TV enggak?" kata Ansori.
Baca juga: Banjir Tak Surut, Pemkot Tangerang Tambah Pompa Air di Garden City Periuk
Tim Satpol PP kemudian merapat dan mengatakan akan mendahulukan evakuasi warga ketimbang barang-barang. Kemudian meninggalkan Ansori bersama TV 21 inci yang dia panggul.
Namun, ternyata proses evakuasi yang dilangsungkan oleh beberapa tim itu sudah selesai dilakukan. Akhirnya tim kami kembali mendekat ke Ansori bersama TVnya.
Ada satu buntalan berbungkus plastik yang dia panggul di lengan sebelah kirinya. Dia mengatakan itu adalah harta satu-satunya yang masih bisa selamat dari peristiwa banjir besar di Periuk tahun ini.
"Satu-satunya yang masih bisa selamat selain TV. Untuk anak saya," kata dia.
Baca juga: Wakil Wali Kota Tangerang: Banjir di Periuk Karena Luapan Kali Ledug
Buntalan tersebut ternyata berisi boneka beruang besar berwarna merah jambu yang dia buntal. Katanya, di pengungsian anaknya mulai terlihat tertekan dan stres.
Bukan tanpa alasan, sudah empat hari mereka harus mengungsi akibat banjir selama empat hari yang merendam Garden City Residence.
Itulah sebabnya dia mencari apa yang masih tersisa untuk buah hatinya yang duduk di bangku kelas 4 sekolah dasar tersebut.
Demi boneka beruang itu, dia meminjam perahu angin untuk kembali ke rumahnya. Banjir setinggi 2,5 meter di jalan Blok H Kelurahan Gebang Jaya Garden City Residence Periuk itu dia terjang.
Baca juga: Anak-anak Korban Banjir Periuk, Kota Tangerang, Teriak My Trip My Adventure
Bagi Ansori boneka itu memiliki arti lebih dari yang dikira. Selain sebagai penghibur, kata Ansori, boneka itu berisi kenangan saat dia bertamasya bersama keluarga.
"Sebenarnya kalau nangis, hati ini sudah menangis. Tapi mulut masih bisa tertawa," kata dia.
Boneka itu lah yang kini dia pikul ke mana-mana setelah turun dari perahu evakuasi, tersenyum sumringah untuk diberikan ke buah hatinya yang harus merasakan kamp pengungsian karena banjir tak surut setelah empat hari berlalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.