DEPOK, KOMPAS.com - Prasetyo (27) tampak memeram geramnya dalam-dalam. Kepada Kompas.com dan awak media lain di Mapolres Metro Depok, Jawa Barat, Selasa (4/2/2020), pegawai hotel di Jakarta itu mengungkapkan kepahitan yang ia alami usai sadar ditipu wedding organizer Pandamanda.
"Saya sudah pupus harapan melanjutkan rencana pernikahan saya lewat Pandamanda ini. Pernikahan saya tanggal akhir bulan juga belum tahu lanjut atau enggak," kata Prasetyo dengan suara lemah, Selasa sore.
Pria asal Pondok Kopi, Jakarta Timur itu merupakan satu dari 30 lebih korban yang merasa ditipu wedding organizer Pandamanda, penyelenggara jasa pernikahan di Pancoran Mas, Depok.
Baca juga: Cincin Gratis hingga Paket Murah, Cara Wedding Organizer Pandamanda Kelabui Calon Pengantin
Sedianya menikah pada 29 Februari 2020, Prasetyo dan calon istrinya terpaksa gigit jari. Ia bahkan merasa tak berhak untuk meminta kembali uang muka yang sudah ia setorkan pada Pandamanda untuk melangsungkan pernikahannya, walaupun ia mengaku amat membutuhkan uang itu.
Total, ia sudah membayar Rp 30 juta, separuh dari harga paket yang ditawarkan Pandamanda Rp 60 juta.
"Karena ternyata korbannya banyak banget dan ada yang DP-nya sudah lebih banyak. Saya cuma mau duit Rp 30 juta saya yang sudah masuk bisa balik lagi tanggal 20 Februari ini," kata Prasetyo.
"Kalau enggak balik, mau cari vendor lain juga bingung, mana ada yang mau terima sisa duit Rp 30 juta saya," imbuh dia.
Strategi banting harga disertai sederet promo jadi cara Pandamanda mengelabui calon-calon mempelai.
Pemilik Pandamanda sendiri telah ditahan polisi usai ditangkap di kantor wedding organizer itu di bilangan Pancoran Mas, Senin pagi kemarin.
Hingga Selasa malam, total sudah 30 lebih korban yang merasa jadi korban penggelapan dana oleh Pandamanda yang melapor ke Polres Metro Depok.
Prasetyo termasuk salah satu yang mengaku tergiur dengan harga paket jasa pernikahan yang ditawarkan Pandamanda.
Untuk melangsungkan pernikahannya 29 Februari 2020, Prasetyo memilih paket Rp 60 juta, separuhnya sudah ia lunasi.
Hanya gedung pernikahan yang tak tercakup dalam paket tersebut. Menurut dia, harga pasaran untuk paket itu bisa Rp 20 juta lebih tinggi dari yang ditawarkan Pandamanda.
"Saya pesan (paket) yang 400 undangan dan dapet 800 pak katering," ujar Prasetyo.
"Semuanya soal dekorasi, katering, gaun pengantin, sampai cincin 800 gram itu dikasih sama dia," imbuh dia.
Prasetyo mengaku, ia butuh waktu lama buat pikir-pikir menyetor dana itu pada Pandamanda. Pasalnya, uang Rp 30 juta itu sudah ia himpun bersama calon istrinya selama hampir 2 tahun.
Pembicaraan soal serba-serbi paket pernikahan telah berlangsung sejak November 2019. Namun, transaksi baru terlaksana dua bulan kemudian.
"Itu pun dia yang nawarin lagi ke saya, sudah dapat vendor atau belum," ujar Prasetyo.
"Itu tanggal 25 Januari. Saya tanya ke dia, mampu enggak menjalani acara saya, dia nyanggupin," lanjut dia.
Prasetyo lalu menyambangi langsung kantor Pandamanda di Pancoran Mas.
Ia ingin membuktikan langsung bahwa wedding organizer itu bukan jasa bodong.
Di situ, Prasetyo menyerahkan Rp 30 juta di muka secara tunai. Bukti pembayaran berupa kuitansi pun langsung ia kantongi.
Prasetyo belum tahu bahwa Pandamanda punya niat busuk, hingga baru-baru ini ia merasa ada proses yang tak beres.
"Saya tahu itu tadi malam, begitu kemarin siang si AS (pemilik Pandamanda) menelpon saya jam 3 sore minta pelunasan. Saya tolak," kata dia.
"Gimana mau saya lunasi, dia saja belum fitting dan belum bikin cincin pernikahan, dia keceplosan cincin pernikahan sudah dibuat," imbuh Prasetyo.
"Tapi enggak masuk akal, gimana caranya dia buat cincin kawin, sementara dia saja belum mengukur jari saya," kata dia lagi.
Baca juga: 28 Orang Laporkan Wedding Organizer Pandamanda di Depok akibat Dugaan Penggelapan
Prasetyo pun mengilas balik ke belakang. Ia ingat, ia justru jadi pihak yang lebih giat mengurusi serba-serbi pernikahan ini ketimbang Pandamanda.
Kemudian, ia coba berselancar di dunia maya buat menguatkan dugaannya bahwa Pandamanda merupakan wedding organizer bodong.
"Enggak ada yang namanya orang gaun, orang katering, ngontak ke saya. Ini malah jadi saya yang ngejar-ngejar dia," kata Prasetyo
"Di Google saya search, Pandamanda itu banyak artikel yang kecewa sama dia dan banyak korbannya," sambung dia.
Dari pantauan Kompas.com di Mapolres Metro Depok hingga Selasa malam, pelapor terus berdatangan.
Mayoritas belum melangsungkan pesta pernikahan, tetapi telanjur membayar di muka biaya jasa penyelenggaraan pernikahan pada Pandamanda.
Laporan pertama mampir ke meja polisi pada hari Minggu lalu.
Ketika itu, salah satu calon mempelai mengaku menerima paket pernikahan tak sesuai dengan paket yang ia bayarkan. Katering makanan tak hadir saat pesta di hari Minggu.
Dari hasil pemeriksaan sementara, AS mengaku pada polisi bahwa dugaan penipuan dan penggelapan dana itu "terkait kesalahan dalam manajemen".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.