Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta-fakta Kasus Suami yang Tega Tusuk Istri Sendiri di Serpong Utara

Kompas.com - 05/02/2020, 07:32 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) kembali terjadi. Kali ini peritiwa itu terjadi di salah satu perumahan kawasan Paku Jaya, Serpong Utara, Tangerang Selatan, Selasa (4/2/2020) dini hari.

Suami yang bernama Azwar (36) tega menusuk istrinya sendiri, Siska (40) dengan cara membabi buta.

Korban yang dihujani tusukan dengan pisau dapur mengalami luka di sekujur tubuhnya.

Berikut fakta-fakta dari kejadian tersebut:

Kronologi

Salah satu petugas kemanan perumahan setempat Yogas mengatakan, peristiwa penusukkan terjadi sekitar pukul 00.00 WIB.

Pasangan suami istri (pasutri) yang diketahui baru mengontrak sekitar enam bulan itu terlibat cekcok di teras rumah.

Baca juga: Cekcok di Rumah, Suami Tega Tusuk Istri Sendiri di Serpong Utara

Warga yang risih akibat pertengkaran itu meminta keduanya untuk masuk ke dalam rumah miliknya.

"Tapi setelah masuk keributan masih terjadi. Saat itu warga yang terganggu melapor ke pos sekuriti melalui telepon," kata Yogas saat ditemui di lokasi.

Khawatir keributan berbuntut panjang,petugas keamanan beserta warga lainnya langsung menuju rumah pasutri itu.

Sesampainya di lokasi, suara keributan yang semula keras mulai mereda.

Suara berganti teriakan meminta tolong dan rintihan.

Tak berselang lama, Azwar keluar dengan tangan yang menggenggam pisau telah berlumuran darah.

"Melihat orang ramai (pelaku) langsung dikejar. Kita pada lari, ada yang sebagian masuk rumah melihat kondisi istri pelaku. Saat itu sudah berceceran darah di lantai dua rumah itu dan istinya banyak tusukan di badannya," ucap Yogas.

Pelaku kemudian duduk di depan pos keamanan perumahan tersebut.

Baca juga: Tetangga Sebut Suami yang Tusuk Istri di Serpong Sering Cekcok

"Saat itu saya coba deketin. Saya bilang kalau mau diteman buang pisaunya. Akhirnya dia buang baru saya deketin dan ajak ngobrol," kata dia.

Merekam saat menusuk

Warga kaget ketika mengetahui cekcok yang berujung penusukan itu. Warga bercerita pelaku sering menyebut istrinya dengan sebutan dajal.

"Dia (pelaku) terus menyebut-nyebut istrinya dajal. Katanya giginya bertaring makanya ditusuk," kata Yoga.

Selain itu pelaku juga sempat merekam dengan ponsel pribadinya saat melakukan penusukan terhadap istrinya.

"Saat itu pelaku juga membuat video saat menusuk-nusuk istrinya," ujarnya.

Rekaman penusukan itu diketahui saat pelaku yang berhasil diamankan memperlihatkan videonya kepada warga.

"Tahunya dia (pelaku) merekam itu saat dia menunjukan videonya ke saya dan warga. Benar ada video saat menusuki istrinya," ucapnya.

Yogas menduga, kalau pelaku yang tega menusuk istrinya sendiri itu memiliki masalah kejiwaan.

Baca juga: Suami di Serpong Utara Rekam Aksinya Saat Tusuk Istri Sendiri

Sebab selama diamankan oleh warga, pelaku juga kerap berteriak dajal saat melihat seseorang di depannya.

"Itu kalau ada orang lewat di depannya dia (pelaku) bilang dajal kemudian dikejar sama dia. Tapi setelah kejadian (penusukan) itu aja begitu," ungkapnya.

Sosok tertutup

Peristiwa penusukan yang terjadi tengah malam itu membuat warga tak percaya.

Pasalnya, pelaku dan korban dikenal sosok yang tak pernah bersosialisasi dengan para tetangga perumahan.

"Ini dia (pelaku) memang dikenal tertutup dan pendiam. Warga sini juga pada tahu dia orang itu begitu (pendiam)," kata Yogas.

Selama tinggal, kata Yogas, keseharian pelaku dan korban disibukan dengan bekerja sehingga tak pernah menjalin komunikasi dengan tetangganya.

"Keduanya kerja. Asal lewat sini naik ojek itu juga melengos aja," paparnya.

Sering ribut

Namun tetangga pelaku, Christine mengatakan, keduanya kerap terlibat cekcok dalam beberapa waktu terakhir.

"Rumah saya memang kebetulan sampingan. Mereka itu memang sering ribut selama tinggal di sini," kata Christine.

Baca juga: Ditahan Usai Tusuk Istri, Pria di Serpong Histeris dan Belum Bisa Dimintai Keterangan

Christine tak mengetahui apa penyebab cekcoknya antara pelaku dan korban selama ini.

Namun, kata Christine, dalam satu minggu ada saja yang dipertengkarkan mereka.

"Sering ributnya. Mungkin ada setiap satu minggu sekali mereka ribut," katanya.

Bahkan keributan antar keduanya membuat Christine yang bertetangga paling dekat merasa cemas.

Pasalnya, keributan yang terjadi begitu keras terdengar hingga membenturkan sesuatu ke tembok.

"Pernah saya dengar itu tembok seperti pukul keras. Nggak tau mukulnya pakai apa. Pakai tangan atau barang yang jelas keras banget," ucap Christine.

Histeris di kantor polisi

Akibat kejadian itu, Azwar yang sebelumnya diamankan warga telah diserahkan ke kantor Polisi Sektor Polsek Serpong.

Kanit Reskrim Polsek Serpong AKP Sumiran mengatakan, pelaku yang akan diperiksa terus berteriak histeris.

"Tidak melakukan apa-apa mungkin hanya histeris karena melakukan perbuatannya," ujar Sumiran.

Itu membuat polisi sulit memintai keterangan pelaku karena kondisinya masih belum stabil perbuatan yang dilakukan.

"Saat ini pelaku belum bisa dimintai keterangan," katanya.

Sampai saat ini, polisi baru meminta keterangan para saksi-saksi yang melihat kejadian tersebut untuk melakukan penyelidikan.

Baca juga: Polisi Olah TKP Kasus Suami Tusuk Istri di Serpong

Menurut Sumiran, diketahui pelaku juga berstatus sebagai seorang dosen yang mengajar di salah satu perguruan tinggi kawasan Kota Tangerang.

"Suami dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di wilayah Tangerang, istrinya ibu rumah tangga," tuturnya.

Adapun korban yang mengalami kritis akibat penusukan itu masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Permata Ibu, Kota Tangerang.

"Korban masih dirawat intensif. Untuk pelaku nanti kita akan periksa di Rumah Sakit Kramat Jati untuk psikisnya," kata Sumiran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com