Apa sebenarnya maksud spirit dari konservasi?
Deddy berujar, spirit dari konservasi salah satunya terkait konservasi pohon di area revitalisasi.
Keberadaan pohon di lokasi proyek, tak hanya revitalisasi Monas, menjadi hal yang kerap ditemukan Deddy saat membuat desain.
Keberadaan pohon-pohon itu, kata Deddy, harusnya dikonservasi. Begitu pun di lokasi proyek revitalisasi Monas.
Dalam desain yang dibuat Deddy, pohon-pohon di sisi selatan Monas tetap dipertahankan. Dia mengusulkan, pohon-pohon tersebut dikonservasi di antara plaza yang dibangun.
"Kalau mau buat plaza, ketika pohon itu ada, ada kebutuhan perkerasan, buat saja perkerasan di bawah pohon-pohon itu, pohonnya masih dipertahankan, buat planter box, buat area bernafas untuk pohon itu," kata Deddy.
Menurut Deddy, pemerintah bisa tetap menggelar upacara di plaza yang dibangun tersebut, tanpa harus menebang ratusan pohon.
Plaza itu juga bisa digunakan untuk berbagai kegiatan masyarakat.
Jika pohon-pohon terpaksa harus "dihilangkan" dari proyek revitalisasi Monas, pilihannnya adalah memindahkan pohon-pohon itu ke area lain yang berdekatan dengan area revitalisasi.
Deddy tidak mengusulkan penebangan pohon tanpa dipindahkan.
"Diangkat, konservasi, pindahkan ke area lain. Kalau memang terpaksa harus diangkat pohon yang ada di plaza selatan, dipindahkan ke area yang paling dekat, yaitu di IRTI yang akan dihilangkan," ujarnya.
Bagaimana harusnya spirit dari konservasi dijalankan?
Dalam desain yang disusun Deddy dan timnya, bangunan dalam revitalisasi Monas dibangun di area perkerasan, seperti area yang dibeton atau dipasangi paving block.
Area perkerasan di Monas diketahui berdasarkan masterplan Monas sejak awal dan kondisi terkini kawasan tersebut.
"Kami mencari tempat-tempat yang memang sudah ada perkerasan atau di masterplan-nya ada daerah yang terbuka untuk fungsi tertentu. Kalau kami melihat foto satelitnya di situ terbuka, kami taruh di situ, di area perkerasan, bukan di area hijau," ucap Deddy.