TANGERANG, KOMPAS.com - Diwanto duduk bersender di salah satu pilar di Masjid Jami Al Jihad, RW 8 Kelurahan Periuk Kota Tangerang.
Wanita berusia 70 tahun ini duduk bersender sambil memegang sebuah kotak kontainer plastik berisi beberapa barang yang bisa dia selamatkan.
Tapi itu bukan barang-barangnya melainkan barang-barang dan pakaian untuk cucunya.
Kini Diwanto hanya punya baju di badan saja. Tak sempat dia mengeluarkan baju-baju lainnya. Bagi dia, yang terpenting adalah cucunya bisa sekolah, itulah sebabnya dia mendahulukan barang-barang milik cucunya.
"Iya, yang penting si cucu bisa sekolah, kan sekolahnya enggak kebanjiran," kata dia, Kamis (6/2/2020).
Baca juga: 7 Kelurahan Terdampak Banjir, Pemkot Tangerang Dirikan 36 Posko
Dia sendiri mengaku sudah tak lagi berharap bantuan banyak. Selama makanan dan pengobatan disediakan, itu sudah cukup bagi perempuan 70 tahun itu.
Di posko tersebut, bantuan yang tersedia baru makanan dan obat-obatan. Pengungsi masih membutuhkan pakaian layak pakai.
Setelah banjir yang melanda Periuk Kota Tangerang pada Sabtu (1/2/2020), kemudian disusul tanggul yang jebol pada Senin (3/2020), air yang menggenangi rumah Diwanto dan keluarga belum juga surut hingga Kamis (6/2/2020).
Baca juga: Hampir Seminggu, Banjir di Periuk Kota Tangerang Belum Juga Surut
Kata dia, air masih setinggi 3 meter. Itu sebabnya dia hanya duduk bersandar di pilar masjid. Menunggu air yang surut entah kapan.
"Biasanya sampai setengah bulan ini baru surut," kata dia.
Diwanto mengatakan beruntung bisa selamat dari banjir tersebut. Adaikata tanggul yang jebol terjadi pada malam hari, kemungkinan akan menelan korban.
"Untung siang saja mas, karena baru satu menit sudah naik lebih dari semeter airnya," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.