Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Bekasi Menanti Putrinya Pulang dari Karantina di Natuna

Kompas.com - 06/02/2020, 22:15 WIB
Cynthia Lova,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Nurlela (42) mengaku hampir setiap hari berkomunikasi dengan putrinya, Musela Carentia alias Karen (19), yang kini berada di karantina di Pulau Natuna, Kepulauan Riau.

Karen merupakan mahasiswi asal Indonesia yang mendapat beasiswa belajar di Wuhan, Hubei, China. Seiring merebaknya virus corona di Wuhan, Karen terpaksa harus kembali dan kini masih harus melewati masa karantina di Natuna.

 

Nurlela mengatakan, tiap hari ia rutin menanyakan dan berkomunikasi dengan putrinya itu baik saat masih di Wuhan maupun kini di Natuna untuk memastikan kondisinya.

Baca juga: Khawatir Terpapar Virus Corona, Pasangan Muda Ini Nyaris Gagal Menikah

"Setiap hari teleponan saja, nanya kondisinya sehat atau tidak. Lalu apa saja kegiatannya di sana. Trus dia makan gimana," kata Nurlela di kediamannya di Jalan Haji Jamil, Desa Serang, Kecamatan Cikarang Selatan, Bekasi, Kamis (6/2/2020).

Nurlela mengaku cemas saat tahu virus corona menyebar di tempat anaknya belajar.

Ia sempat hendak meminta anaknya pulang dari Wuhan. Soalnya, kala itu anaknya sempat sakit demam, flu, dan pilek seperti ciri-ciri terkena virus corona.

"Cemas banget. Soalnya dia itu ngomong 'ma di sini lagi ada musim virus, virusnya berbahaya'. Terus saya bilang kakak hati-hati'. Mana waktu itu anak saya demam, pilek, batuk selama tiga hari, gejalanya kaya orang kena virus itu. Saya khawatir banget, akhirnya nyuruh dia ke dokter terus," kata dia.

Nurlela mengaku tambah khawatir setelah mendapar informasi dari televisi tentang kasus virus corona.

Ia tak bisa bayangkan anaknya terkena virus berbahaya.

"Waduh saya tidak bisa bayangkan itu terjadi, jangan sampailah ya, tidak tahu saya jadi apa kalau anak saya kena," ucap dia.

Sejak kasus virus corona merebak di Wuhan, ibu empat anak itu hanya berserah dengan keadaan.

Putrinya bercerita, Wuhan sudah layaknya kota mati. Semua orang terkurung di dalam rumah.

Untuk ke warung saja misalnya, Karen tak berani lantaran khawatir terkena virus.

"Makanya saya itu suruh dia stok makanan yang banyak, kaya telur, bawang, beras. Supaya dia bisa masak sendiri," ujar Nurlela.

Ia terus memantau keadaan anaknya lewat sambungan telepon setiap hari. Meski hati kecil khawatir, ia terus memberi semangat kepada putrinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Megapolitan
Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Megapolitan
Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Megapolitan
Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Megapolitan
Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Megapolitan
Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Megapolitan
Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Megapolitan
Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki supaya Banyak Pengunjung...

Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki supaya Banyak Pengunjung...

Megapolitan
Walkot Depok Idris: Saya 'Cawe-cawe' Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Walkot Depok Idris: Saya "Cawe-cawe" Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Megapolitan
Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com