Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahoni Ditebang untuk Revitalisasi Monas, Diganti Pule dan Trembesi

Kompas.com - 07/02/2020, 05:30 WIB
Nursita Sari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 191 pohon di sisi selatan kawasan Monas, Jakarta Pusat, ditebang untuk proyek revitalisasi area tersebut.

Kepala Seksi Informasi UPT Monas Irfal Guci mengatakan ada beberapa jenis pohon yang ditebang, mulai dari pohon buah-buahan, bunga, sampai pohon mahoni.

"Ada sawo kecil, mahoni, glodokan tiang, bunga kupu-kupu, trembesi, flamboyan, pagoda, jacaranda, palem, belimbing, kenari, jambu, alpukat, durian, kecapi, cempaka, ceremai, dukuh, sukun, dll," ujar Irfal saat dihubungi, Kamis (6/2/2020).

Baca juga: Revitalisasi Monas Tak Harus Tebang Pohon, Ini Penjelasan Arsitek Pemenang Sayembara

Pemprov DKI Jakarta mengganti 191 pohon yang ditebang sebanyak tiga kali lipat, sesuai ketentuan surat keputusan kepala Dinas Pertamanan. Namun, jenis pohon penggantinya tidak diatur dalam surat keputusan itu.

Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan DKI Jakarta Heru Hermawanto berujar, pohon-pohon pengganti sudah mulai ditanam di kawasan Monas sejak Jumat pekan lalu.

Ada pohon yang ditanam di dalam area revitalisasi, ada juga yang ditanam di sisi Monas yang lainnya.

Pohon yang ditanam di dalam area revitalisasi adalah pohon pulai atau pule dan pohon damar.

Dua jenis pohon itu akan ditempatkan di kanan dan kiri sisi selatan Monas yang direvitalisasi.

"Di rancangan desain kan ada, memang disebut pule," kata Heru di Balai Kota DKI Jakarta, kemarin.

Baca juga: 191 Pohon Ditebang demi Revitalisasi Monas, Pemprov DKI Janji Tanam 3 Kali Lipat

Selain itu, Pemprov DKI juga menanam pohon trembesi dan beberapa jenis pohon pelindung yang lainnya. Trembesi adalah pohon yang paling banyak ditanam sebagai pengganti pohon yang ditebang.

"Pohon pengganti itu kami sebarkan di semua Monas. Yang paling banyak kami tanam itu trembesi karena yang terpotong kemarin kan sebagian besar trembesi," ucap Heru.

Revitalisasi sisi selatan kawasan Monas menuai kritik karena adanya penebangan sejumlah pohon demi proyek tersebut.

Revitalisasi itu semakin menjadi polemik karena dikerjakan tanpa mengantongi izin Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka.

Padahal, pembangunan di kawasan Monas harus mendapatkan izin Komisi Pengarah. Hal ini sesuai dengan ketentuan Keputusan Presiden Nomor 25 Tahun 1995 tentang Pembangunan Kawasan Medan Merdeka di Wilayah DKI Jakarta.

Baca juga: Isu Kayu dari Pohon di Monas Dijual Lagi, Sekda: Enggak Ada Nilainya

Pemprov DKI Jakarta akhirnya mengajukan surat permohonan izin kepada Komisi Pengarah. Komisi Pengarah menggelar rapat untuk membahas proyek itu pada Selasa (5/2/2020).

Hasilnya, Komisi Pengarah meminta Pemprov DKI menyiapkan rencana revitalisasi dalam bentuk gambar yang sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 25 Tahun 1995 tentang Pembangunan Kawasan Medan Merdeka di Wilayah DKI Jakarta.

Pemprov DKI telah menyerahkan gambar tersebut, kemarin.

Revitalisasi Monas akan dilanjutkan setelah Komisi Pengarah menyetujui rencana proyek tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Megapolitan
Diduga Alami 'Microsleep', Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Diduga Alami "Microsleep", Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Megapolitan
Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Megapolitan
Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Megapolitan
Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Megapolitan
Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Megapolitan
98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

Megapolitan
Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Megapolitan
Wanita di Jaksel Sempat Cekcok dengan Kekasih Sebelum Gantung Diri

Wanita di Jaksel Sempat Cekcok dengan Kekasih Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Perempuan di Jaksel Bunuh Diri Sambil 'Live' Instagram

Perempuan di Jaksel Bunuh Diri Sambil "Live" Instagram

Megapolitan
Alibi Pejabat Dishub DKI Pakai Mobil Dinas ke Puncak: Jenguk Teman yang Sakit

Alibi Pejabat Dishub DKI Pakai Mobil Dinas ke Puncak: Jenguk Teman yang Sakit

Megapolitan
Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com