"Kami enggak mau kemudian membawa sesuatu yang baru, yang anak muda, tetapi cara-caranya juga yang lama. Kalaupun enggak sampai (target), buat kami ini sudah luar biasa dalam 1 bulan bisa melakukan itu," beber Zaki.
Ia menuturkan, Yurgen-Zaki baru akan all out seandainya sudah resmi jadi kandidat, termasuk membicarakan program secara rinci.
"Kami serba salah. KTP dikejar dalam waktu singkat, tetapi di sisi lain orang juga sebagian kecil minta program. Kami sekarang agak berbeda kondisinya dengan setelah jadi calon nanti di mana kami baru akan all out, segala bentuk kreativitas muncul di sana," ujar Zaki.
"Membicarakan program ke publik itu tidak berguna (saat ini), karena yang menentukan secara pragmatis adalah jumlah KTP," kata dia.
Yurgen Sutarno dan Reza Zaki mendeklarasikan diri sebagai bakal calon wali kota dan wakil wali kota Depok pada 23 Desember lalu.
Mereka mengklaim bakal fokus pada tiga dari total delapan poin yang mereka sampaikan saat deklarasi, yakni isu pengangguran, harga sembako, dan kemacetan di Depok.
Pasangan Yurgen-Zaki dengan slogan #BenerinDepok mengklaim akan membawa semacam wajah baru bagi Kota Depok yang dinilai tak banyak berinovasi.
Sebagai figur yang dicitrakan muda, pasangan yang sempat mencicipi rasanya jadi kader partai politik itu dianggap cukup menambah warna kontestasi 5 tahunan di Kota Belimbing yang selama 3 edisi belakangan dikuasai PKS.
"Kami tidak muluk-muluk sekali. Bukan kami demi banget jadi calon terus segala macam cara kami lakukan. Nanti apa bedanya kami dengan yang sekarang dikritik?" kata Zaki.
Akan tetapi, sulit ditampik bahwa mereka masih terganjal jumlah dukungan untuk maju sebagai calon independen.
Jumlah 25 ribu lembar KTP yang masih harus dikejar nyaris dua kali lipat dari perolehan sementara KTP yang mereka terima, sekitar 15 ribu KTP per pekan.
Saat menanggapi hal itu, Zaki mengaku tak akan ngotot. Ia mengklaim, mereka tak akan begitu kecewa seandainya gagal melaju sebagai calon wali kota dan wakil wali kota Depok pada Pilkada 2020.
Asalkan, gagasan mereka dapat diwakilkan pada kandidat yang melaju.
"Kalau gagasan kami bisa dikerjakan oleh calon lain atau petahan yang sekarang mau maju lagi, kami fine-fine saja," ujar Zaki.
"Buat kami, bukan soal kaminya, tetapi soal gagasannya bisa jalan. Kami nothing to lose," tutup dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.