TANGERANG, KOMPAS.com - Banjir yang menggenangi tiga perumahan kecamatan Periuk, Kota Tangerang selama kurang lebih seminggu ternyata memiliki sejarah panjang.
Setelah diterpa hujan deras, Perumahan Total Persada, Periuk Damai dan Garden City Residence terendam air hujan, berjam-jam, bahkan berhari-hari.
Kompas.com mencoba mendatangi lokasi banjir di hari ke-10, tepatnya pada Senin (10/2/2020), di RW 08 Perumahan Periuk Damai Kelurahan Periuk Kota Tangerang.
Air memang sudah surut, warga mulai mencari apa yang masih tersisa dan bisa dibersihkan.
Kompas.com menelusuri jalan Sejahtera, jalan yang saat banjir terendam lebih dari 3 meter dari titik terendahnya. Di ujung jalan tersebut, di sebelah selatan, ada balai Posyandu dengan garis-garis motif air setinggi atapnya.
Baca juga: Banjir Tak Surut, Pemkot Tangerang Tambah Pompa Air di Garden City Periuk
Di sebelah barat ada tembok menjulang tinggi, kira-kira setinggi 5 meter, lebih tinggi dari atap-atap rumah warga.
Di sana Kompas.com mencoba menaiki tangga kayu yang terpasang di tembok tersebut.
Setelah dilihat, pemandangan balik tembok menyuguhkan genangan air yang muaranya berasal dari Situ Bulakan.
Tembok setinggi 5 meter tersebut ternyata merupakan turap yang dibangun untuk memisahkan air bah yang siap menenggelamkan perumahan Periuk Damai.
Turap itu kini masih kuat menjadi pemisah antara air dengan rumah warga di Periuk Damai. Terlihat jelas air di sebelah barat tembok turap, sedangkan di bagian timur rumah warga terlihat lebih rendah dari permukaan air di sebelah barat.
Namanya saja Periuk, bentuknya seperti periuk, cekung dan menjurus ke bawah.
Itu yang digambarkan Wali Kota Tangerang saat menjelaskan kenapa banjir di Periuk, Kota Tangerang sangat sulit untuk diatasi.
Begitu juga soal banjir yang terjadi selama enam hari di Kelurahan Gebang Jaya, empat hari di Total Persada, Kelurahan Gembor dan di perumahan Periuk Damai.
Baca juga: Banjir di Periuk Sulit Surut, Ini Penjelasan Wali Kota Tangerang
Selain intensitas hujan yang tinggi, banjir di beberapa titik di Kecamatan Periuk sebenarnya tidak semata-mata tentang hujan lebat.
Di bagian utara perumahan Garden City dan Periuk Damai, ada sebuah danau tempat air "parkir" bernama Danau Tomang atau sering disebut Situ Bulakan.
Sayangnya, danau tersebut ternyata lebih tinggi dari perumahan-perumahan yang ada di sekitar danau.
Juga Kali Ledug yang permukaannya lebih tinggi dari Perumahan Garden City Residence dan Total Persada.
Sebenarnya ada satu jalan untuk mengalirkan air-air tersebut ketika Situ Bulakan penuh dan Kali Ledug meluber, yakni Sungai Cirarap yang berada di bagian barat Danau Tomang.
Baca juga: Tak Yakin Banjir Cepat Surut, Warga Periuk Beli Ban Bekas untuk Evakuasi Barang
Akan tetapi, ketinggian air di sungai itu masih lebih tinggi dari Danau Tomang dan Kali Ledug.
Diduga ada bottleneck pada sebuah jembatan yang berada di bagian sungai yang masuk wilayah Kabupaten Tangerang. Hal ini membuat aliran air terhambat.
Itu juga yang menjadi alasan mengapa air di Danau Tomang dan Kali Ledug akhirnya terperangkap dan meluber ke Garden City Residence pada awal Februari.
Berselang dua hari, atau tepatnya Senin (3/2/2020), tanggul di daerah barat Kali Ledug atau tepatnya di Perumahan Total Persada jebol.
Air kemudian merembes dengan cepat dan langsung menggenangi rumah warga hingga ketinggian air mencapai 4 meter.
Air tersebut kemudian mengarah ke tempat yang lebih rendah, yakni Danau Tomang. Tak lama kemduian, gelombang air menyapu bagian timur Danau Tomang yang belum diturap. Di situlah perumahan Periuk Damai berada.
"Itu yang membuat dia kelihatan seperti tsunami," kata Arief.
Air kemudian terperangkap di Periuk berhari-hari karena debit air di Situ Bulakan, Kali Ledug dan Sungai Cirarap masih tinggi.
Satu-satunya jalan untuk mengakhiri banjir adalah menunggu permukaan air Sungai Cirarap lebih rendah dari permukaan Situ Bulakan, kemudian air di pemukiman warga itu bisa dipompa ke dalam Situ Bulakan.
Namun, Pemkot Tangerang tidak hanya melakukan upaya tersebut. Ada 23 truk tangki air hilir mudik mengangkut air yang menggenangi rumah warga setinggi 3 meter untuk dibuang ke sungai terdekat.
Arief mengatakan, air kemungkinan bisa surut pada Jumat (7/2/2020) atau paling lambat Minggu (9/2/2020). Setelah air surut, warga bisa kembali ke rumah masing-masing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.