Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Formula E Dikritik Politisi PDI-P, Sekda DKI: Nanti Ada Audit

Kompas.com - 11/02/2020, 19:18 WIB
Nursita Sari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah mengatakan, anggaran balap mobil listrik Formula E 2020 sudah dialokasikan berdasarkan perhitungan berbagai hal. Anggaran tersebut pada akhirnya juga akan diaudit.

Saefullah menyampaikan itu menanggapi pernyataan anggota fraksi PDI-P Gilbert Simanjuntak yang mengkritik anggaran Formula E di Jakarta lebih besar dibandingkan Hong Kong.

"Pekerjaan itu berjalan saja, nanti kan pada akhirnya ada audit," ujar Saefullah di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (11/2/2020).

Baca juga: Politisi PDI-P Kritik Anggaran Formula E di DKI Lebih Besar dari Hong Kong

Saefullah berujar, audit anggaran dilakukan oleh internal Pemprov DKI dan pihak eksternal, yakni Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI. Audit juga bisa dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

"Masyarakat juga boleh lakukan pengawasan kalau dianggap ada sesuatu yang perlu pengawasan," kata Saefullah.

Gilbert Simanjuntak sebelumnya mengkritik besarnya anggaran yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan Formula E di Jakarta.

Baca juga: Sebelum Pasti Diselenggarakan di Monas, Pemprov DKI Kerap Bertemu Pengelola GBK Bahas Formula E

Dia mengatakan, Federation Internationale de l'Automobile (FIA) atau Federasi Automobil Internasional selaku pencetus Formula E telah mengadakan balapan di sejumlah negara.

Salah satunya adalah di Hong Kong yang memakan biaya sekitar 250 hingga 300 juta dollar Hong Kong (HKD), atau setara dengan Rp 529 miliar (asumsi 1 HKD = Rp 1.763).

Sementara, di Jakarta hingga saat ini besaran anggarannya mencapai Rp 1,6 triliun atau berlipat ganda dari yang di Hong Kong.

"Apa yang membedakan biaya penyelenggaraan di Jakarta dua kali lipat biaya di Hong Kong, sementara bahan untuk membangun ada di Indonesia (batu, semen, pasir)," ujar Gilbert.

Anggota Komisi B itu juga mempertanyakan penunjukan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) sebagai penyelenggara gelaran internasional itu.

Padahal, perusahaan pelat merah ini bergerak di bidang jasa konstruksi yang tidak ada hubungannya dengan tujuan acara, yakni pariwisata.

Selain itu, dia menganggap belum ada publikasi yang jelas soal adanya pengelolaan sirkuit setelah balapan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com