Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya Salah Paham, Sopir GrabCar dan Penumpang yang Viral Sepakat Berdamai

Kompas.com - 11/02/2020, 19:19 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi telah mempertemukan penumpang bernama Istiani dan sopir GrabCar bernama Muhammad Imam yang diduga hendak menculik penumpang itu.

Setelah dipertemukan, keduanya sepakat berdamai karena kasus dugaan penculikan itu merupakan kesalahpahaman.

Saat ditemui di Polda Metro Jaya, Istiani mengatakan dirinya akan segera mencabut laporan polisi atas kasus tersebut.

"(Mencabut laporan) secepatnya, per hari ini juga saya mau mencabut laporannya," kata Istiani di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (11/2/2020).

Baca juga: Polisi Tangkap Sopir GrabCar yang Diduga Hendak Culik Penumpang

 

Sopir Grab yang ditumpangi Istiani, Imam, mengaku baru bekerja sebagai sopir Grab online selama sebulan. Pengakuan itu disampaikan Imam saat bertemu Istiani.

Sementara itu, Istiani menjelaskan kode-kode rahasia yang sempat dia dengar saat Imam menelepon seseorang.

Faktanya, Imam mengaku saat itu dia sedang menelepon salah satu anggota keluarganya.

Dia memilih menelepon sambil berbisik-bisik agar tidak mengganggu Istiani.

Baca juga: Dari Cerita Viral soal Pengguna GrabCar yang Selamat Berkat Tombol Emergency, Ini Respons Grab

 

"Saat ini, saya dan driver (Imam) sudah saling meminta maaf dan memaafkan atas kesalahpahaman yang terjadi. Maka dari itu, saya memohon maaf kepada MIS (Imam), keluarga dan pihak Grab atas keramaian yang terjadi," ungkap Istiani.

Baca juga: Peristiwa Penumpang Hampir Diculik, Grab: Terima Kasih Perhatian dan Dukungannya

 

Ditemui dalam kesempatan yang sama, Imam mengaku memilih masuk tol karena kesalahan aplikasi Maps yang menunjukkan arah ke Tol Kebon Jeruk.

"Error  map-nya itu. Pertama, saya sudah menanyakan ke Mbak (Istiani) bahwa ke arah Dharmawangsa ini, betul atau engga. Saya pencetlah itu (aplikasi maps), keluar di maps arahnya ke Tol Kebon Jeruk," ujar Imam.

Selain itu, lanjut Imam, dia juga tak memahami daerah Jakarta Selatan karena dia merupakan perantau asal Brebes, Jawa Tengah.

"Saya sebelumnya memohon maaf kepada pihak yang terlibat dari pihak Grab maupun pihak Polda Metro Jaya atau Mbak (Istiani) juga atas kesalahpahaman semua ini. Ini juga karena saya belum memahami aplikasi Grab kali ya," ungkap Imam.

"Enggak tahu kalau (daerah) Jakarta Selatan, kalau (daerah) Jakarta Barat masih sedikit tahulah," lanjutnya.

Sebelumnya diberitakan, kasus dugaan penculikan oleh Sopir GrabCar itu viral di media sosial Twitter.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com