DEPOK, KOMPAS.com - Wakil Wali Kota Pradi Supriatna menawarkan pendidikan agama dan ekstrakulikuler sebagai solusi fenomena tawuran pelajar yang marak terjadi di Depok.
Pradi berujar, aspek religius yang "menyentuh sisi spiritualitas anak" mesti mengimbangi pendekatan sisi psikis.
“Bisa ditambah pelajaran keagamaan yang aplikatif. Perbanyak kegiatan di luar kelas semisal di masjid atau majelis taklim. Ini pentingnya untuk memperkuat dan mengisi emosi serta spiritual pelajar,” ungkap Pradi kepada wartawan, Selasa (11/2/2020).
Baca juga: Pelajar SMA Tewas Dibacok Saat Tawuran di Depok
Selain penambahan pelajaran agama, politikus Gerindra itu turut menawarkan opsi lain, yakni ekstrakulikuler.
Menurut dia, kegiatan di luar jam sekolah mesti dilakukan dengan pemetaan dan perencanaan agar mampu mengakomodasi minat para siswa.
“Setiap anak punya minat dan bakat yang berbeda, semua orang paham soal ini. Tinggal formulanya kita cari bersama," kata dia.
Baca juga: Dua SMK di Depok Kerap Tawuran, Polisi Akan Panggil Kepala Sekolah
“Menyelesaikan tawuran tidak cukup dengan upaya parsial, tapi harus holistik, menyeluruh alias melibatkan semua pihak. Pemerintah, aparat, sekolah, orang tua murid, hingga para alumni sekolah," Pradi menjelaskan.
Berdasarkan data yang dirilis Polres Metro Depok, total terjadi 22 tawuran antarpelajar selama kurun Januari-Desember 2019 yang mengakibatkan 4 nyawa pelajar melayang.
Terbaru, tawuran antarpelajar pecah di bilangan Sawangan antara SMK Baskara dengan SMK Pancoranmas. Satu pelajar meninggal dunia dan satu luka serius akibat luka bacok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.