Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Pekerja Asing Illegal di Meikarta, Hoaks atau Fakta

Kompas.com - 12/02/2020, 06:57 WIB
Cynthia Lova,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Anggota DPRD Kabupaten Bekasi, Budiyanto, melontarkan kecurigaan tentang adanya ribuan tenaga kerja asing (TKA) ilegal di proyek Meikarta.

Kecurigaan Budiyanta muncul setelah mengecek kondisi kesehatan TKA yang bekerja di proyek Meikarta bersama Dinas Kesehatan, Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bekasi, Kodim, dan pihak kepolisian, Jumat (7/2/2020) lalu.

Ia mengatakan, saat pemeriksaan kesehatan itu, pengelola Meikarta seperti menutupi keberadaan para pekerja asal China.

Baca juga: Anggota DPRD Kabupaten Bekasi Minta Lippo Buka Data Jumlah Pekerja Proyek Meikarta

Menurut dia, pihak pengelola menyatakan bahwa hanya ada tujuh pekerja asing di proyek Meikarta.

Namun berdasarkan data yang dimiliki Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bekasi, ada 267 TKA asal China di proyek Meikarta.

Budiyanta jadi tambah curiga.

Dia juga mendapat informasi bahwa ada ribuan TKA yang bekerja di Meikarta. Mereka menduduki level staf bahkan pekerja bangunan.

"Di sisi lain di lapangan tuh lain lagi, mereka membangun mimimal 15 tower. Nah, berdasarkan informasi terpercaya, ada 200 orang per tower. Coba saja dikali 15 tower, kali informasi 200 orang per tower. Jadi bisa 3.000-an orang pekerja," kata Budiyanto, Senin lalu.

Meikarta membantah

Tudingan Budiyanta itu dibantah pengelola Meikarta. Kabar itu disebut sebagai hoaks.

Direktur Komunikasi Meikarta, Danang Kemayan Jati mengatakan, jumlah TKA pada proyek itu ada 86 orang. Sementara, jumlah pekerja yang merupakan warga negara Indonesia (WNI) ada 5.000 orang.

Tenaga kerja asing yang dipekerjakan pengelola direkrut kontraktor China Contractor.

"Status pekerja WNA yang dipekerjakan pun minimal supervisor atau key spesialist," ujar Danang.

Danang juga menegaskan, seluruh tenaga kerja asing yang bekerja di Meikarta sudah memiliki izin resmi sesuai undang-Undang.

Baca juga: Pihak Pengelola Bantah Pekerjakan TKA Illegal di Proyek Meikarta

Meski disangkal pihak Meikarta, Budiyanto tetap pada pendiriannya. Dia bahkan menuding Meikarta tidak memiliki jumlah detil berapa banyak TKA yang bekerja di tempatnya. Sebab data yang disebutkan pengelola berubah-ubah terkait jumlah TKA.

Apalagi, kata dia, para pekerja Meikarta itu direkrut melalui jasa vendor, yakni China Construction. Sementara, China Construction diketahui punya vendor lain lagi.

"Kalau bicara data, Lippo Cikarang (pengelola Meikarta) itu tidak punya data berapa jumlah TKA Meikarta, tidak tahu persisnya. China Contruction itu juga tidak tahu jumlah pekerja data yang vendornya itu. Sehingga selalu ada disporsi masalah data, tidak ada yang benar," ujar Budi.

Budi khawatir visa yang digunakan para pekerja asal China di proyek Meikarta bukan visa kerja tetapi visa turis.

Karena itu, ia meminta agar pihak Imigrasi menelusuri legalitas para pekerja asing di Meikarta.

Progres pembangunan MeikartaDok. Meikarta Progres pembangunan Meikarta

 Pemkab sebut mungkin memang ada TKA illegal 

Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Bekasi, Petrus Teguh mengatakan, pekerja asing ilegal di Meikarta mungkin saja ada.

Berdasarkan data Imigrasi, ada 947 warga China tinggal di Kota dan Kabupaten Bekasi.  Data itu tidak khusus di Meikarta.

Mereka merupakan pelajar, mahasiswa, lansia, pekerja, dan orang yang ikut keluarga tinggal di Bekasi maupun Kabupaten Bekasi.

Baca juga: Soal Dugaan Ada TKA Illegal di Meikarta, Ini Kata Imigrasi Bekasi

Petrus mengatakan, kemungkinan adanya pekerja illegal yang tidak diketahui Meikarta bisa saja terjadi karena para pekerja itu direkrut melalui perusahaan jasa kontruksi China Construction.

"Jadi itu kan ada tidak yang berizin, mungkin saja ada," ujar Petrus 

Menurut dia, semua warga negara asing yang bekerja di Indonesia harus punya izin tinggal dan izin kerja.

Sementara Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bekasi, Suhup mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti dugaan adanya tenaga kerja asing illegal di proyek Apartemen Meikarta itu. 

"Memang pas kami ke Meikarta dapat informasi bukan hanya pekerja supervisor saja, tapi pekerja kasar juga ada yang orang China, makanya kami mau telusuri itu" ujar Suhup.

Suhup menambahkan, pihaknya telah memeriksa kesehatan 83 pekerja asing asal China di Meikarta.

Sementara berdasarkan data Disnaker Kabupaten Bekasi, ada 267 pekerja China di Meikarta. Saat mereka ke sana, ada beberapa TKA yang masih berlibur dan belum ada di mess atau tempat penginapan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com