Setelah memeriksa Imam, polisi kemudian mempertemukan dia dengan Istiani.
Dalam pertemuan itu, keduanya memutuskan berdamai karena yang terjadi adalah kesalahpahaman.
Istiani mengemukakan, Imam mengaku baru bekerja sebagai sopir Grab sebulan sehingga dia belum paham aplikasi Grab.
Istiani juga menjelaskan kode-kode rahasia yang sempat dia dengar saat Imam menelepon seseorang.
Imam mengaku, saat itu dia sedang menelepon salah satu anggota keluarganya. Dia memilih menelepon sambil berbisik-bisik agar tidak mengganggu Istiani.
"Saat ini, saya dan driver (Imam) sudah saling meminta maaf dan memaafkan atas kesalahpahaman yang terjadi. Maka dari itu, saya memohon maaf kepada MIS (Imam), keluarga dan pihak Grab atas keramaian yang terjadi," ungkap Istiani.
Imam pada kesempatanyang menjelaskan alasan dia memilih masuk tol arah Merak karena kesalahan aplikasi maps yang menunjukkan arah ke Tol Kebon Jeruk.
"Error map-nya itu. Pertama, saya sudah menanyakan ke Mbak (Istiani) bahwa ke arah Dharmawangsa ini, betul atau engga. Saya pencetlah itu (aplikasi maps), keluar di maps arahnya ke Tol Kebon Jeruk," ujar Imam.
Selain itu, dia juga tak memahami daerah Jakarta Selatan karena dia merupakan perantau asal Brebes, Jawa Tengah.
"Saya sebelumnya memohon maaf kepada pihak yang terlibat dari pihak Grab maupun pihak Polda Metro Jaya atau Mbak (Istiani) juga atas kesalahpahaman semua ini. Ini juga karena saya belum memahami aplikasi Grab kali ya," ungkap Imam.
Istiani kemudian memutuskan untuk mencabut laporan polisi atas kasus dugaan penculikan itu.
"(Mencabut laporan) secepatnya, per hari ini juga saya mau mencabut laporannya," kata Istiani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.