Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugaan Penculikan Ternyata Kesalahpahaman, Sopir Grab dan Penumpang Akhirnya Berdamai

Kompas.com - 12/02/2020, 09:23 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus dugaan penculikan yang akan dilakukan seorang sopir GrabCar akhirnya berujung damai.

Setelah penumpang bernama Istiani dipertemukan dengan sopir GrabCar bernama Imam, kasus dugaan penculikan itu terbukti hanya kesalahpahaman.

Kasus dugaan penculikan itu awalnya viral di media sosial ketika Istiani membagikan kisahnya di akun Instagram pribadinya @tiannnwu, Sabtu (8/2/2020) lalu.

Baca juga: Baca juga: Peristiwa Penumpang Hampir Diculik Berakhir Damai, Grab: Terima Kasih Khususnya pada Kepolisian

Cerita Istiani itu diunggah kembali oleh akun Twitter @mllerasya. Akun Twitter itu melampirkan beberapa foto tangkapan layar cerita Istiani di akun Instagram-nya.

Mau share kejadian yang cukup mengerikann yang dialami oleh temanku sewaktu naik GrabCar di Jakarta,” tulis akun @mllerasya.

Tangkapan layar kisah Istiani itu menjelaskan, awalnya Istiani memesan layanan GrabCar untuk dua lokasi tujuan yakni kantornya di daerah Dharmawangsa, Jakarta Selatan, dan ICE BSD, Tangerang Selatan.

Kala itu, Istiani merasa si sopir Grab tidak membawanya menuju lokasi pertama, malah terus menjauhi titik lokasi. Dia dibawa masuk ke jalan tol arah Merak dengan kecepatan tinggi.

Istiani yang curiga pada sopir Grab itu akhirnya menekan fitur emergency pada aplikasi Grab. Dia lalu dia terhubung dengan operator Grab. Kejadian tersebut mendapat respons cepat.

Operator Grab segera mengirim Satuan petugas (Satgas) ke lokasi, yakni tol arah Merah. Hal itu membuat sopir Grab panik kemudian segera menurunkan Istiani di pinggir jalan tol.

Kisah Istiani menjadi perhatian manajemen Grab.

“Terima kasih atas perhatian penuhnya terhadap peristiwa ini (sehingga viral). Hal ini sudah ditangani sesuai dengan komitmen kami untuk memberikan dukungan dan bantuan yang dibutuhkan oleh penumpang,” kata Public Relation Manager Grab Indonesia Andre Sebastian, hari Minggu lalu.

Grab kemudian menonaktifkan mitra pengemudi yang diketahui bernama Muhammad Imam. Pihak Grab juga melakukan investigasi.

Berakhir Damai

Senin lalu, Istiani membuat laporan polisi terkait kasus dugaan penculikan itu. Keesokan harinya, Subdit Jatanras Polda Metro Jaya mengamankan Muhammad Imam.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, sopir Grabcar itu menyatakan dugaan penculikan itu hanya kesalahpahaman. 

Saat diperiksa, Imam mengaku akan mengantar Istiani ke lokasi kedua yakni ICE BSD. Karena itu dia memilih masuk ke Jalaj tol arah Merak.

Baca juga: Hanya Salah Paham, Sopir GrabCar dan Penumpang yang Viral Sepakat Berdamai

"Keterangan awal si sopir ini memang ada salah, dia (sopir GrabCar) menekan langsung ke BSD sehingga yang tadinya tujuanya mau ke (Jalan) Gunawarman (daerah Dharmawangsa), langsung arahnya ke sana (BSD)," kata Yusri di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa.

Setelah memeriksa Imam, polisi kemudian mempertemukan dia dengan Istiani.

Dalam pertemuan itu, keduanya memutuskan berdamai karena yang terjadi adalah kesalahpahaman.

Istiani mengemukakan, Imam mengaku baru bekerja sebagai sopir Grab sebulan sehingga dia belum paham aplikasi Grab. 

Istiani juga menjelaskan kode-kode rahasia yang sempat dia dengar saat Imam menelepon seseorang.

Imam mengaku, saat itu dia sedang menelepon salah satu anggota keluarganya. Dia memilih menelepon sambil berbisik-bisik agar tidak mengganggu Istiani.

"Saat ini, saya dan driver (Imam) sudah saling meminta maaf dan memaafkan atas kesalahpahaman yang terjadi. Maka dari itu, saya memohon maaf kepada MIS (Imam), keluarga dan pihak Grab atas keramaian yang terjadi," ungkap Istiani.

Imam pada kesempatanyang menjelaskan alasan dia memilih masuk tol arah Merak karena kesalahan aplikasi maps yang menunjukkan arah ke Tol Kebon Jeruk.

"Error map-nya itu. Pertama, saya sudah menanyakan ke Mbak (Istiani) bahwa ke arah Dharmawangsa ini, betul atau engga. Saya pencetlah itu (aplikasi maps), keluar di maps arahnya ke Tol Kebon Jeruk," ujar Imam.

Selain itu, dia juga tak memahami daerah Jakarta Selatan karena dia merupakan perantau asal Brebes, Jawa Tengah.

"Saya sebelumnya memohon maaf kepada pihak yang terlibat dari pihak Grab maupun pihak Polda Metro Jaya atau Mbak (Istiani) juga atas kesalahpahaman semua ini. Ini juga karena saya belum memahami aplikasi Grab kali ya," ungkap Imam.

Istiani kemudian memutuskan untuk mencabut laporan polisi atas kasus dugaan penculikan itu.

"(Mencabut laporan) secepatnya, per hari ini juga saya mau mencabut laporannya," kata Istiani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com