Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona Muncul, Harga Bawang Naik dan Menu Hewan Liar di GrabFood Dihapus

Kompas.com - 13/02/2020, 06:15 WIB
Singgih Wiryono,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Dampak virus corona atau Covid-2019 tidak hanya pada kesehatan manusia. Kemunculan virus itu berdampak juga pada masalah ekonomi.

Masuknya barang impor dari China ke Indonesia yang terhambat karena ada virus corona membuat harga beberapa komoditas di Indonesia meningkat tajam.

Harga bawang naik tiga kali lipat

Salah satu komoditas yang melonjak tinggi harganya, karena impor dari China terhambat, adalah bawang putih. Harga bawang putih di Kota Tangerang naik drastis dari sebelumnya Rp 20.000-25.000 per kilogram kini menjadi Rp 55.000-60.000 per kilogram.

Baca juga: Harga Bawang Putih Melonjak di Tangerang, Masyarakat Harus Bisa Menawar

Salah seorang pedagang bumbu di Pasar Anyar Kota Tangerang, Rositi mengatakan, lonjakan kenaikan harga bawang putih tersebut berbarengan dengan dihentikannya penerbangan dari dan menuju China.

"Sudah sekitar dua minggu naik," kata dia di lapaknya, Rabu (12/2/2020).

Rositi mengatakan, kenaikan harga bawang putih karena bawang impor dari China tersendat masuk ke Indonesia setelah ada virus corona.

"Karena corona ini, bawang impor jadi nggak ada," kata dia.

Berdampak pada kuliner

Ketakutan terhadap virus corona juga dirasakan pedagang sate ular di Pasar Lama, Kota Tangerang.

Pedagang menu makanan olahan daging ular dan biawak di Pasar Lama mengeluhkan keputusan Grabfood yang menghapus menu olahan ular dan biawak di dalam aplikasi.

Ian, pedagang sate ular Tenda Dua Cobra mengatakan, menu yang dia jual tiba-tiba hilang dari pencarian menu Grabfood setelah merebaknya virus corona.

"(Menu di) Grabfood dihapus," kata dia kemarin.

Informasi yang diterima Ian, menu olahan ular dan biawak dihapus terkait dengan merebaknya virus corona.

"Katanya nggak boleh jualan ular sama biawak, alasannya virus corona," ujar dia.

Ia mengatakan, selama sekitar 17 tahun berjualan, tidak pernah ada cerita orang meninggal karena makanan yang dia sajikan.

"Kalau benar mengandung (virus) corona juga dari dulu kami sudah mati," ujar dia.

Ilustrasi Virus CoronaStocktrek Images/Getty Images Ilustrasi Virus Corona

GrabFood benarkan larangan menus hewan liar

Grab Indonesia membenarkan sejumlah menu yang terkait dengan hewan liar dihapus dari aplikasi mereka.  

Grab mengatakan, hal itu dilakukan sebagai langkah untuk melindungi konsumen sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan serta peraturan perundang-undangan terkait lainnya. 

Baca juga: Ini Penjelasan Grab Hentikan Grabfood Kuliner Daging Hewan Liar

"Sekaligus sebagai tindakan pencegahan terkait peringatan akan bahayanya penyebaran novel coronavirus (COVID-19) di Indonesia," kata Head of Marketing Grab Indonesia Hadi Surya Koe.

Ada beberapa menu hewan yang dilarang GrabFood, yakni anjing, buaya, hiu, ikan pari, kadal, kalajengking, kelelawar, kucing, kura-kura, kura-kura tempurung lunak, musang, tikus, tokek, trenggiling, dan ular.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com