Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Buah Impor Menjerit, Pintu Impor Ditutup karena Virus Corona

Kompas.com - 13/02/2020, 12:33 WIB
Singgih Wiryono,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Pedagang grosir buah impor di Pasar Induk Tanah Tinggi, Budi mengaku, ia mengalami penurunan omzet cukup besar lantaran keran impor ditutup akibat wabah virus corona yang bermula di Wuhan, China.

Budi mengatakan, lapaknya di Pasar Induk Tanah Tinggi mulai kesulitan buah apel impor asal China setelah penerbangan dilarang dari dan menuju China

Ia mengatakan, dirinya kesulitan mendapat buah asal China sejak awal bulan ini.

Baca juga: Virus Corona Muncul, Harga Bawang Naik dan Menu Hewan Liar di GrabFood Dihapus

"Mulai awal Februari, sekitar 4-5 hari dari awal bulan," kata dia saat ditemui Kompas.com di Pasar Induk Tanah Tinggi, Kamis (13/2/2020).

Dengan menipisnya stok apel asal China, harga apel mulai melambung tinggi.

Budi mengatakan kenaikan terjadi antara Rp 50.000 sampai dengan Rp 100.000 per karton berisi 17 kilogram apel.

"Satu karton (naik) Rp 100.000, biasanya harga standar Rp 280.000, sekarang jadi 370.000," tutur dia.

Penjualan Budi pun jadi turun drastis. Sekitar 73 persen dari omzet harian lapaknya hilang karena kelangkaan dan kenaikan harga apel asal China tersebut.

"Masalah pembeli pengaruh, biasanya ada yang beli 150 karton sehari, sekarang 50-40 karton kurang," kata dia.

Budi berharap jalur impor asal China kembali dibuka untuk memberikan kemudahan pasokan buah impor.

Baca juga: Impor Dihentikan Akibat Virus Corona, Mentan: Masyarakat Jangan Panik Terkait Bawang Putih

"Dinormalkan lagi (jalur impor)," kata dia.

Direktur Pasar Komoditi Nasional (Paskomnas) Sukam Pawardi membenarkan adanya kesulitan stok buah impor di Pasar Induk Tanah Tinggi.

Dia khawatir stok bahan pangan impor seperti bawang putih dan buah-buahan asal China menipis dan mempengaruhi harga jual di pasaran.

"Sekarang masih ada stok, tapi mungkin sudah berkurang," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com