Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang di Pasar Kita Pamulang Mengeluh Sepi Pembeli karena Kalah dari Pasar Ilegal

Kompas.com - 13/02/2020, 14:21 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Sejumlah pedagang di Pasar Kita Pamulang, Tangerang Selatan mengeluhkan kondisi sepi pembeli dalam waktu beberapa tahun terakhir.

Para pedagang berasumsi bahwa kondisi tersebut tak lepas dari keberadaan pasar ilegal yang berdekatan dengan Pasar Kita Pamulang.

Pemilik ruko di Pasar Kita Pamulang Niya, misalnya. Dia mengaku merasakan sepi pembeli sejak lima tahun lalu setelah keberadaan pasar ilegal pada 2012 lalu.

Baca juga: Harga Bawang Putih Naik, PD Pasar Jaya Tangerang Pastikan Stok Masih Aman

"Awalnya ramai banyak yang dagang saat baru dibuka. Tapi setelah dua tahun sepi pembeli. Bukan cuma yang diruko, tapi yang di lapak-lapak kan pedagang sayur dan lainnya ini juga sepi," kata Niya saat ditemui di lokasi, Kamis (13/2/2020).

Sepinya pembeli membuat para pedagang satu per satu menutup lapaknya.

Niya dan para pedagang lain yang menilai kondisi tersebut membuat pasar seakan mati telah mencoba berkoodinasi dengan Pemkot melalui Dinas perindustrian dan Perdagangan kota Tangsel.

Baca juga: Operasi Pasar Digelar sampai Harga Cabai dan Bawang Putih Tembus Rp 50.000 per Kg

"Sempat koordinasi sama Disperkndag, kami minta pasar mandiri yang di belakang ini pedagangnya dipindah ke sini. Karena pasar di sana itu kan bukan pasar resmi. Tapi belum ada solusi," ucapnya.

Pedagang lainnya, Noni juga mengeluhkan sepinya pembeli terjadi sudah dalam waktu yang cukup lama.

Padahal, program voucher untuk pembeli sempat meramaikan pasar dalam kurun waktu dua tahun.

"Dulu pas ada voucher belanja Rp 100.000 hanya bayar Rp 90.000 itu sempat ramai. Tapi hanya dua tahun," ungkapnya.

Noni juga mengaku, kegiatan jual beli di Pasar Kita Pamulang juga disebabkan keberadaan pasar ilegal yang berdekatan. Pembeli dia sebut lebih memutuskan untuk nemilih ke pasar tersebut.

"Dulu sempet pedagang di pasar mandiri itu sudah mau pindah kesini. Tapi ada tekanan dari ormas disana yang bilang kalau pindah ke sini nggak boleh dagang di pasar mandiri dan lapak akan di jual," ucapnya.

Saat ini Noni hanya menggantungkan harapan dari beberapa pembeli yang telah menjadi pelanggannya sejak Pasar Kita Pamulang buka.

Untuk pendapatan, Noni mengaku jauh dari modal yang dikeluarkan untuk berdagang.

"Saya di sini ya dari pelanggan-pelanggan saja. Enggak ada orang yang sengaja datang buat beli. Sehari dapat Rp 100.000 sudah sukur," paparnya.

Saat ini, Noni hanya berharap kondisi pasar dapat ramai seperti kali pertama berdiri dan diresmikan dengan berbagai macam upaya.

"Tentu harapan kami pasti agar pasar ramai lagi. Apapun programnya terserah yang penting ramai," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com