TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Sejumlah pedagang di Pasar Kita Pamulang, Tangerang Selatan mengeluhkan kondisi sepi pembeli dalam waktu beberapa tahun terakhir.
Para pedagang berasumsi bahwa kondisi tersebut tak lepas dari keberadaan pasar ilegal yang berdekatan dengan Pasar Kita Pamulang.
Pemilik ruko di Pasar Kita Pamulang Niya, misalnya. Dia mengaku merasakan sepi pembeli sejak lima tahun lalu setelah keberadaan pasar ilegal pada 2012 lalu.
Baca juga: Harga Bawang Putih Naik, PD Pasar Jaya Tangerang Pastikan Stok Masih Aman
"Awalnya ramai banyak yang dagang saat baru dibuka. Tapi setelah dua tahun sepi pembeli. Bukan cuma yang diruko, tapi yang di lapak-lapak kan pedagang sayur dan lainnya ini juga sepi," kata Niya saat ditemui di lokasi, Kamis (13/2/2020).
Sepinya pembeli membuat para pedagang satu per satu menutup lapaknya.
Niya dan para pedagang lain yang menilai kondisi tersebut membuat pasar seakan mati telah mencoba berkoodinasi dengan Pemkot melalui Dinas perindustrian dan Perdagangan kota Tangsel.
Baca juga: Operasi Pasar Digelar sampai Harga Cabai dan Bawang Putih Tembus Rp 50.000 per Kg
"Sempat koordinasi sama Disperkndag, kami minta pasar mandiri yang di belakang ini pedagangnya dipindah ke sini. Karena pasar di sana itu kan bukan pasar resmi. Tapi belum ada solusi," ucapnya.
Pedagang lainnya, Noni juga mengeluhkan sepinya pembeli terjadi sudah dalam waktu yang cukup lama.
Padahal, program voucher untuk pembeli sempat meramaikan pasar dalam kurun waktu dua tahun.
"Dulu pas ada voucher belanja Rp 100.000 hanya bayar Rp 90.000 itu sempat ramai. Tapi hanya dua tahun," ungkapnya.
Noni juga mengaku, kegiatan jual beli di Pasar Kita Pamulang juga disebabkan keberadaan pasar ilegal yang berdekatan. Pembeli dia sebut lebih memutuskan untuk nemilih ke pasar tersebut.
"Dulu sempet pedagang di pasar mandiri itu sudah mau pindah kesini. Tapi ada tekanan dari ormas disana yang bilang kalau pindah ke sini nggak boleh dagang di pasar mandiri dan lapak akan di jual," ucapnya.
Saat ini Noni hanya menggantungkan harapan dari beberapa pembeli yang telah menjadi pelanggannya sejak Pasar Kita Pamulang buka.
Untuk pendapatan, Noni mengaku jauh dari modal yang dikeluarkan untuk berdagang.
"Saya di sini ya dari pelanggan-pelanggan saja. Enggak ada orang yang sengaja datang buat beli. Sehari dapat Rp 100.000 sudah sukur," paparnya.
Saat ini, Noni hanya berharap kondisi pasar dapat ramai seperti kali pertama berdiri dan diresmikan dengan berbagai macam upaya.
"Tentu harapan kami pasti agar pasar ramai lagi. Apapun programnya terserah yang penting ramai," tutupnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.