Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pondok Pengayom Satwa, Rumah Kedua Bagi Keluarga "Berbulu"

Kompas.com - 13/02/2020, 17:37 WIB
Audia Natasha Putri,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sore itu, terlihat beberapa ekor anjing dan kucing sedang tertidur pulas di halaman depan. Adapula yang sedang bermain sambil meliuk-liukkan tubuhnya.

Ketika Kompas.com mendatangi tempat itu, tiba-tiba beberapa ekor anjing menggonggong dan mendekati dengan wajah senang.

Itulah suasana yang tercipta di Pondok Pengayom Satwa yang berlokasi di Jalan RM Harsono No 10, RT 9/RW 4, Ragunan, Jakarta Selatan.

Pondok Pengayom Satwa sudah menjadi rumah kedua bagi hewan peliharaan yang ditinggal mudik atau liburan oleh pemiliknya.

Bahkan, tak jarang ada pemilik membuang hewan peliharannya ke Pondok Pengayom Satwa.

Baca juga: Menengok Pemakaman Satwa di Pondok Pengayom Satwa Ragunan

Selain itu, lahan dengan luas kira-kira 5.000 meter persegi ini juga memiliki kandang-kandang sendiri, beberapa ekor kucing dan anjing juga dibiarkan berkeliaran di sekitar kompleks Pondok Pengayom Satwa.

"Kalau yang dikandangin itu yang biasanya yang agresif. Sedangkan yang bebas berkeliaran itu yang sudah akrab sama orang," ujar Sutopo, petugas keamanan Pondok Pengayom Satwa.

Petugas yang sudah bekerja sejak 1992 menjelaskan, hewan-hewan yang berada di tempat ini tak hanya ditampung dari pihak shelter saja, tetapi ada juga yang dibuang oleh pemiliknya ataupun diserahkan ke Pondok lantaran tak mampu merawatnya lagi.

“Biasanya kalau pemilik sudah enggak sanggup ngerawat peliharaannya, mereka nitipin hewannya ke sini. Terus, urus administrasi dan bayar Rp 1 juta sebagai biaya penitipan. Ada juga yang ngebuang peliharaannya malam-malam karena enggak mampu bayarnya,” ujar Sutopo.

Sutopo menambahkan, setiap hewan yang berada di sini memiliki ceritanya masing-masing, salah satunya Buduk, anjing kesayangan Sutopo.

Baca juga: 2 Ahli Satwa Didatangkan dari Australia Bantu Lepaskan Ban di Leher Buaya di Palu

"Contohnya nih si Buduk, dulu dia di buang sama orang pas malam hari. Dulu Buduk tuh udah kurus, sakit kulit, mana penyakitan lagi. Makanya saya kasih nama Buduk," ujar Sutopo.

Selain 17 karyawan dan serta ratusan anjing dan kucing yang dirawat, Pondok Pengayom Satwa juga mempunyai anggota keluarga "berbulu".

Selain Buduk, ada Goti, Puput, Begeng, dan Topi. Biasanya mereka berlari menyambut tamu. Mereka biasanya menemani Sutopo menjaga pondok setiap malam.

“Mereka ini akrab banget sama orang, apalagi si Goti. Sering banget ngajak main sama pengunjung di sini,” ujar Sutopo.

Tak hanya karyawan saja, tetapi masyarakat sekitar ataupun anak-anak juga sering ke Pondok Pengayom Satwa hanya untuk bermain dengan hewan ataupun sekadar memberi makan guna melepas stres akibat rutinitas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com