Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Respons Perusahaan Sikapi Virus Corona: Cek Suhu Tubuh hingga Liburkan Karyawan dari Luar Negeri

Kompas.com - 14/02/2020, 05:40 WIB
Walda Marison,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

Pihak perusahaan sudah menyiapkan puluhan kotak masker untuk para pegawai.

Hal sama juga dikatakan Desy. Karyawan yang bekerja di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, ini dianjurkan menggunakan masker jika masuk lingkungan kantor.

“Pertama, memang dari lantai bawah sudah disediain masker, masuk lift saja sudah disedian hand sanitizer, sampe atas pun masih disediain masker,” terang Desy.

Baca juga: Gara-gara Virus Corona, Menu Olahan Ular dan Biawak Dihapus dari Grabfood

Untuk karyawan yang sakit batuk atau flu diharuskan memakai masker. Selain itu, beberapa karyawan yang baru kembali dari luar negeri, terutama kawasan Asia, dianjurkan tidak masuk kantor dahulu.

Karyawan tersebut dirumahkan selama 14 hari sebelum diperbolehkan beraktivitas di kantor.

“Kita juga disuruh isi formulir yang disediain kantor. Formulir itu tentang perjalanan kita selama sebulan terakhir. Biar kantor bisa lacak,” kata dia.

Sementara itu, Sani, HRD Manajer perusahaan di daerah Jakarta Barat mengaku, pihaknya membuat sejumlah imbauan untuk karyawan.

“Walaupun virus Corona di Indonesia belum ada, jadi ini jadi jaga–jaga kita saja. Untuk antisipasi,” kata karyawan perusahaan yang bergerak di bidang distributor alat laboratorium ini.

Imbauan tersebut di antaranya bersifat umum seperti memakai masker ketika flu, batuk, demam, sesak nafas.

Karyawan juga diimbau sering mencuci tangan, terutama setelah kembali dari luar kantor.

Adapula imbauan yang bersifat khusus seperti memakai masker ketika bertemu banyak orang di luar kantor.

Kemudian, pegawai diminta tidak keluar kantor pada jam kerja jika tidak ada keperluan mendesak.

Bahkan, ada imbauan agar karyawan melapor kepada HRD jika bersentuhan dengan pihak yang memiliki risiko tinggi seperti warga asal China.

Namun akibat isu Corona, dia mengaku, iklim bisnis di perusahaannya cukup terganggu. Pasalnya, beberapa perjalanan luar negeri ke negara-negara Asia, terutama China dibatalkan.

“Kalau terganggu secara bisnis pasti terganggu. Karena beberapa barang yang kita jual berasal dari (China). Beberapa barang yang harusnya dikirim ke Indonesia jadi tertunda. Kemudian meeting juga terganggu,” kata dia.

Ada pula perusahaan yang tidak membuat aturan atau imbauan khusus kepada karyawannya.

Seperti disampaikan Lusi, pegawai perusahaan di kawasan Sudirman, Jakarta. Di kantornya hanya dipasang pampflet tentang Virus Corona.

"Disediakan hand sanitizer sama masker. Sebatas itu aja," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aviary Park Bintaro: Harga Tiket Masuk dan Fasilitasnya

Aviary Park Bintaro: Harga Tiket Masuk dan Fasilitasnya

Megapolitan
Pengakuan Sopir Truk yang Bikin Kecelakaan Beruntun di GT Halim: Saya Dikerjain, Tali Gas Dicopotin

Pengakuan Sopir Truk yang Bikin Kecelakaan Beruntun di GT Halim: Saya Dikerjain, Tali Gas Dicopotin

Megapolitan
Berkas Rampung, Ammar Zoni Dilimpahkan ke Kejaksaan untuk Disidang

Berkas Rampung, Ammar Zoni Dilimpahkan ke Kejaksaan untuk Disidang

Megapolitan
Pengendara Motor Dimintai Uang agar Bisa Lewat Trotoar, Heru Budi: Sudah Ditindak

Pengendara Motor Dimintai Uang agar Bisa Lewat Trotoar, Heru Budi: Sudah Ditindak

Megapolitan
Jadi Tersangka, Sopir Truk 'Biang Kerok' Tabrakan di GT Halim Utama Sesumbar: Saya Beli Semua Mobilnya

Jadi Tersangka, Sopir Truk "Biang Kerok" Tabrakan di GT Halim Utama Sesumbar: Saya Beli Semua Mobilnya

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Kamis 28 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Kamis 28 Maret 2024

Megapolitan
Pemkot Bogor Relokasi 9 Rumah Warga Terdampak Longsor di Sempur ke Rumah Kontrakan

Pemkot Bogor Relokasi 9 Rumah Warga Terdampak Longsor di Sempur ke Rumah Kontrakan

Megapolitan
Wali Kota Bogor Diisukan Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Bima Arya: Itu Spekulasi

Wali Kota Bogor Diisukan Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Bima Arya: Itu Spekulasi

Megapolitan
Pelaku Pembacokan di Kampung Bahari Jalani Pemeriksaan dengan Tenang Usai Tewaskan Sepupu

Pelaku Pembacokan di Kampung Bahari Jalani Pemeriksaan dengan Tenang Usai Tewaskan Sepupu

Megapolitan
SPBU di Bekasi Tak Terlibat Kasus Bensin Dicampur Air, Polisi: Mereka Telah Ikuti Prosedur

SPBU di Bekasi Tak Terlibat Kasus Bensin Dicampur Air, Polisi: Mereka Telah Ikuti Prosedur

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Sungai Ciliwung, Tersangkut di Kolong Jembatan

Mayat Pria Ditemukan di Sungai Ciliwung, Tersangkut di Kolong Jembatan

Megapolitan
Sopir dan Kernet Tangki Jual Bensin ke Satpam SPBU, lalu Campur Pertalite dengan Air

Sopir dan Kernet Tangki Jual Bensin ke Satpam SPBU, lalu Campur Pertalite dengan Air

Megapolitan
Kasusnya Dihentikan, Aiman Witjaksono Minta Polisi Kembalikan Ponsel yang Disita

Kasusnya Dihentikan, Aiman Witjaksono Minta Polisi Kembalikan Ponsel yang Disita

Megapolitan
Ikut Resmikan Masjid Agung Bogor, Zulhas Puji Lokasinya yang Strategis

Ikut Resmikan Masjid Agung Bogor, Zulhas Puji Lokasinya yang Strategis

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis di Jakarta tapi KJP Dihapus, Warga: Lebih Adil

Wacana Sekolah Gratis di Jakarta tapi KJP Dihapus, Warga: Lebih Adil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com