"Itu karena kesalahan kita sendiri. Kita sudah dikasih toleransi sebenarnya, tapi kami tidak datang lebih awal. Dia hanya ingin tertib," kata dia.
"Kami berharap Pak Idi masih ngajar lagi di sini," kata pelajar lain.
Idiyanto sebelumnya memukul sejumlah muridnya di tengah lapangan pada Selasa lalu.
Kejadian itu direkam salah satu siswa, lalu diunggah oleh mantan siswa ke akun Facebook.
Baca selengkapnya di sini.
Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta Satriadi Gunawan mengoreksi harga robot pengurai material kebakaran jenis Dok-Ing MVF-5 U3 yang dibeli pada 2019.
Satriadi berujar, harga robot tersebut bukan Rp 37,4 miliar.
Harga robot Dok-Ing MVF-5 U3, berdasarkan kontrak dengan pemenang tender adalah Rp 32 miliar.
Menurut Satriadi, harga Rp 37,4 miliar di situs web lpse.jakarta.go.id merupakan pagu anggaran pengadaan robot buatan Kroasia tersebut.
Baca juga: Beli Robot Pemadam Kebakaran, Pemprov DKI: Tentara Amerika Pakai Unit Ini Juga
"Harganya Rp 32 miliar untuk yang pengurai, itu harga kontrak. Kalau Rp 37,4 miliar itu pagunya," kata Satriadi di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (13/2/2020).
Satriadi berujar, harga Rp 32 miliar itu bukan hanya murni harga robot, tetapi termasuk harga perlengkapan lainnya, seperti kendaraan pengangkut robot dan suku cadangnya.
"Satu kontrak itu termasuk garansi unit sampai lima tahun, termasuk garansi sparepart. Sparepart itu ada beberapa kontainer yang sudah disiapkan apabila ada trouble," kata dia.
Baca juga: Robot Baru Milik Damkar DKI: Bisa Masuk Stasiun MRT, Sedot Asap, hingga Pompa Banjir
Selain robot Dok-Ing MVF-5 U3, Pemprov DKI juga memiliki robot pemadam kebakaran jenis LUF 60.
Ukurannya lebih kecil dibandingkan robot Dok-Ing MVF-5 U3. Robot LUF 60 merupakan buatan Austria.
"Harganya Rp 8 miliar untuk yang LUF 60. Itu bukan hanya alat ya, itu termasuk kendaraan untuk mobilisasinya, satu paket," ucap Satriadi.
Baca selengkapnya di sini.