Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru di Jakarta Timur Lepas Kendali, Pukul Siswa gara-gara Main Bola

Kompas.com - 14/02/2020, 09:03 WIB
Dean Pahrevi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah akun di Facebook mengunggah sejumlah foto tentang seorang siswa kelas 6 sekolah dasar (SD) menjadi korban kekerasan gurunya. Peristiwa itu disebut terjadi di sebuah SD negeri di Kelurahan Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur.

Ada foto yang memperlihatkan wajah siswa itu luka lebam di mata bagian kanan.

Kepala SDN di Kebon Manggis itu, Tatang Capetang, membenarkan informasi yang beredar di media sosial tersebut.

Baca juga: Guru yang Aniaya Siswa SDN di Kebon Manggis Dirumahkan

Menurut dia, kekerasan itu terjadi pada Selasa (11/2/2020) di halaman sekolah. Guru yang disebut sebagai pelaku kekerasan berinisial F. Korbannya berisial R.

"Menurut oknum (guru) sendiri, itu yang pertama jelas lepas kontrol," kata Tatang di lokasi, Kamis kemarin.

Gara-gara main sepak bola

Tatang menjelaskan, kejadian itu berawal saat sejumlah siswa bermain sepak bola di halaman sekolah seusai mengikuti try out.

F saat itu memperingatkan para siswa agar tidak bermain sepak bola. Namun, para siswa tetap saja melanjutkan permainan.

"Anak-anak main bola di halaman. Namanya anak-anak main bola... diperingatkan untuk tidak main bola, tapi masih saja main terus," ujar Tatang.

"Tapi, tetap saja ada kesalahan dari oknum guru itu yang tadi lepas kontrol, sehingga tanpa ada tanya lebih dalam, anak ini ikut main bola atau tidak...," lanjut Tatang.

Dinonaktifkan

Kapolsek Matraman Kompol Tedjo Asmoro mengatakan, pihaknya sudah mengecek ke pihak sekolah soal kasus kekerasan itu.

F yang merupakan pegawai negeri sipil (PNS) telah diberi sanksi dinonaktifkan dan tidak lagi mengajar di sekolah tersebut.

"Guru itu sudah dinonaktifkan, nonaktif artinya sudah tidak mengajar di SD itu. Iya dimutasi, dinonaktifkan apa ditarik ke daerah mana begitu," kata Tedjo, Kamis.

Terkait luka lebam yang dialami siswa, pihak sekolah menyatakan bertanggung jawab untuk biaya pengobatan hingga R sembuh.

"Dari segi pengobatan atas apa yang terjadi sudah langsung ditangani di tempat berobat dan sampai sembuh, sampai tuntas pengobatan. Kami dari sekolah sangat kooperatif dan bertanggung jawab, insya Allah tidak perlu ada yang diragukan lagi," ujar Tatang.

Berdamai

Tedjo menambahkan, perbuatan F terhadap R merupakan sesuatu yang tidak disengaja. Kekerasan yang dilakukan F terhadap R timbul secara spontan.

"Tidak aniaya, ini lagi ada ujian tidak boleh main bola, jadi gurunya reflek, iya (lepas kontrol). Jadi memang reflek,  tidak ada yang sengaja, membabi buta kan beda, hanya reflek saja," ujar Tedjo.

Baca juga: Kapolsek: Guru SDN di Kebon Manggis Tak Sengaja Pukul Murid

Menurut Tedjo, kasus itu sudah diselesaikan secara musyawarah dan kekeluargaan antara pihak keluarga korban, sekolah, dan oknum guru.

"Dari pihak siswa orangtua sudah diselesaikan dengan pihak sekolah. Ya tidak ada laporan polisi, kekeluargaan, iya (damai)," ujar Tedjo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com