Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jeritan Hati Pedagang Pasar Kita Pamulang yang Sepi, Kalah Saing dengan Pasar Ilegal...

Kompas.com - 14/02/2020, 09:24 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Suasana sepi langsung terasa ketika mendatangi Pasar Kita Pamulang di Jalan Pajajaran, Pamulang Barat, Kota Tangerang Selatan.

Hanya ada beberapa sayuran, bumbu dapur, hingga kerupuk yang terletak di beberapa lapak keramik putih.

Menoleh sedikit ke belakang lahan, terlihat sejumlah pedagang hanya bersandar di kursi kayu sambil meluruskan kaki menunggu para pembeli.

Matahari yang menyorot atap pasar membuat suasana menjadi hangat. 

Baca juga: Pasar Kita Pamulang Sepi Pembeli, Pemkot Tangsel akan Cari Tahu Penyebabnya

Tak ada pilihan bagi para pedagang ini. Mereka mau tak mau berdagang di pasar yang seolah mati setelah muncul Pasar Mandiri. 

Padahal Pasar Mandiri tersebut bukan pasar resmi. 

Noni, merupakan salah satu dari 20 pedagang yang bertahan di tengah sepi dengan harapan ada program yang kembali meramaikan pasar.

Hanya keluhan yang dia terus ceritakan kepada Kompas.com ketika ditemui di lokasi, Kamis (13/2/2020) kemarin.

"Sekarang sepi banget. Sepi ya mungkin orang pada ke pasar sana (Mandiri) itu yang ramai di sana. Saya pingin di sini ada upaya apalah biar ramai lagi. Soalnya sepi banget," ujar Noni mengeluh.

Noni menggelengkan kepala sambil sesekali mengerutkan dahi ketika bercerita tentang kondisi Pasar Kita Pamulang beberapa tahun terakhir. 

Baca juga: Pedagang di Pasar Kita Pamulang Mengeluh Sepi Pembeli karena Kalah dari Pasar Ilegal

Tidak ada pembeli yang datang sebagaimana situasi di pasar lainnya. 

"Saya cuma mengandalkan langganan saja buat jualan di sini karena sebagian sudah pada tahu. Pembeli jadi datang ke sini. Sehari enggak sampai Rp 100 ribu," ujarnya. 

Noni mengingat masa-masa pasar ramai pasca-diresmikan dua tahun lalu. 

Pembeli datang silih berganti memadati lapak para pedagang dengan menggenggam kupon diskon yang menjadi program pasar pada saat itu.

"Dulu mah enak karena ada program voucher itu. Vouchernya setiap pembeli belanja Rp 100.000 cuma bayar Rp 90.000. Terus kita tukarkan kepala pasar. Ya jadi ingin ada yang kayak gitu-gitu lagi," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Megapolitan
Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Megapolitan
Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Megapolitan
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Megapolitan
Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com