TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Suasana sepi langsung terasa ketika mendatangi Pasar Kita Pamulang di Jalan Pajajaran, Pamulang Barat, Kota Tangerang Selatan.
Hanya ada beberapa sayuran, bumbu dapur, hingga kerupuk yang terletak di beberapa lapak keramik putih.
Menoleh sedikit ke belakang lahan, terlihat sejumlah pedagang hanya bersandar di kursi kayu sambil meluruskan kaki menunggu para pembeli.
Matahari yang menyorot atap pasar membuat suasana menjadi hangat.
Baca juga: Pasar Kita Pamulang Sepi Pembeli, Pemkot Tangsel akan Cari Tahu Penyebabnya
Tak ada pilihan bagi para pedagang ini. Mereka mau tak mau berdagang di pasar yang seolah mati setelah muncul Pasar Mandiri.
Padahal Pasar Mandiri tersebut bukan pasar resmi.
Noni, merupakan salah satu dari 20 pedagang yang bertahan di tengah sepi dengan harapan ada program yang kembali meramaikan pasar.
Hanya keluhan yang dia terus ceritakan kepada Kompas.com ketika ditemui di lokasi, Kamis (13/2/2020) kemarin.
"Sekarang sepi banget. Sepi ya mungkin orang pada ke pasar sana (Mandiri) itu yang ramai di sana. Saya pingin di sini ada upaya apalah biar ramai lagi. Soalnya sepi banget," ujar Noni mengeluh.
Noni menggelengkan kepala sambil sesekali mengerutkan dahi ketika bercerita tentang kondisi Pasar Kita Pamulang beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Pedagang di Pasar Kita Pamulang Mengeluh Sepi Pembeli karena Kalah dari Pasar Ilegal
Tidak ada pembeli yang datang sebagaimana situasi di pasar lainnya.
"Saya cuma mengandalkan langganan saja buat jualan di sini karena sebagian sudah pada tahu. Pembeli jadi datang ke sini. Sehari enggak sampai Rp 100 ribu," ujarnya.
Noni mengingat masa-masa pasar ramai pasca-diresmikan dua tahun lalu.
Pembeli datang silih berganti memadati lapak para pedagang dengan menggenggam kupon diskon yang menjadi program pasar pada saat itu.
"Dulu mah enak karena ada program voucher itu. Vouchernya setiap pembeli belanja Rp 100.000 cuma bayar Rp 90.000. Terus kita tukarkan kepala pasar. Ya jadi ingin ada yang kayak gitu-gitu lagi," katanya.
Bukan cuma Noni yang berkeluh kesah terhadap kondisi pasar yang sepi. Hanya berjarak selangkah dari Noni, seorang wanita bernama Mardalena mengeluhkan yang sama.
Baca juga: Harga Bawang Putih Naik, PD Pasar Jaya Tangerang Pastikan Stok Masih Aman
Pedagang sayur itu duduk di bangkunya dengan tatapan kosong.
Keluhannya pun sama. Berharap ada program dan kegiatan untuk memancing datangnya pembeli.
"Sama harapannya pasar biar maju, biar ramai lagi di sini ya, apapun lah kegiatannya," ujar Mardalena.
Mardalena merupakan satu-satunya pedagang yang direlokasi dari Pasar Mandiri.
Dia menceritakan ramainya pembeli di pasar itu setiap pagi. Hal itu menjadi daya tarik para pedagang untuk memilih ke jalan yang tidak resmi.
"Jadi orang pada ke sana. Padahal itu kan bukan pasar, cuma jalanan yang dibuat seperti pasar. Cuma ada ormas yang menjaga di sana," paparnya.
Sambil memijat kaki kanannya, Mardalena berharap para pedagang di Pasar Mandiri dapat direlokasi seluruhnya ke Pasar Kita.
"Karena selama masih ada pasar di sana saya rasa masih sepi terus di sini. Sepi pembeli, sepi pedagang," tutupnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.