BEKASI, KOMPAS.com - Idiyanto, seorang guru SMAN 12 memukul anak muridnya di tengah lapangan lantaran terlambat datang sekolah.
Kejadian ini direkam salah satu siswa lalu diunggah oleh mantan siswa ke akun Facebook hingga akhirnya viral.
Dalam video tersebut tampak sang guru memukul pundak dan kepala dua anak muridnya beberapa kali.
Pemukulan itu juga disaksikan murid-murid lainnya. Di lapangan itu tampak barisan siswi yang tengah berdiri, sementara barisan siswa tengah jongkok.
Baca juga: Dibela Murid Lain, Guru SMAN 12 Bekasi yang Pukul Siswa Dipertimbangkan Mengajar Lagi
Idiyanto memang dikenal temperamental tetapi sangat disiplin. Selama ini, Idiyanto diberi tugas menjadi wakil kepala sekolah menangani bidang kesiswaan.
Namun, belakangan jabatan itu dicopot lantaran kasus menimpanya. Setelah pencopotan jabatan itu ternyata status Idiyanto dipertimbangkan untuk mengajar di sekolah itu lagi.
Lalu bagaimana nasib Idiyanto?
Kasus yang menimpa Idiyanto kemudian jadi perhatian banyak orang termasuk pemerintah.
Ketua Dewan Pendidikan Kota Bekasi, Ali Fauzie pun menyarankan agar Idiyanto, guru yang memukul anak muridnya itu, dipindahkan dari SMAN 12.
Baca juga: Guru yang Pukul Murid di SMAN 12 Bekasi Disarankan untuk Pindah Mengajar
"Itu sudah kita sampaikan, itu jadi kewenangan pihak provinsi tapi kami sudah sampaikan juga kepada pihak sekolah, Pak Wali Kota, karena ini menyangkut masalah ketenangan," ujar Ali saat ditemui di SMAN 12, Kranji, Bekasi, Kamis kemarin.
Ali mengatakan, usul untuk memindahkan Idiyanto itu juga merupakan permintaan salah satu orangtua murid.
Orangtua murid khawatir Idiyanto akan mengulangi kesalahan yang sama jika tetap berada di sekolah itu.
Kabar mutasi dari Idiyanto pun terdengar oleh murid-murid SMAN 12.
Sejumlah murid kemudian menggelar unjuk rasa di tengah lapangan pada saat acara hari ulang tahun sekolahnya.
Baca juga: Sejumlah Murid SMAN 12 Bekasi Demo Bela Gurunya yang Pukul Siswa Terlambat
Murid-murid menyatakan Idiyanto tak bersalah dalam kasus itu. Idiyanto memang dikenal sebagai guru yang tegas dalam menegakkan disiplin. Sejumlah murid bahkan menangis meminta gurunya itu untuk tetap mengajar.
Para murid tampak memegang spanduk yang bertuliskan "Kami Siswa-siswi SMAN 12 Cinta Guru Mendidik".
Ada pula yang memegang spanduk bertuliskan "Pak Idi Tak Bersalah".
Mereka juga sambil menyanyi "Terima kasih, Pak Idi".
Salah satu murid SMAN 12 yang tak mau disebutkan namanya menilai, Idiyanto memiliki alasan kuat saat memukul sejumlah murid.
Sebab, saat itu ada 172 murid yang terlambat datang ke sekolah. Lalu beberapa murid lainnya tidak mengenakan atribut seragam yang lengkap.
"Itu karena kesalahan kita sendiri. Kita sudah dikasih toleransi sebenarnya, tapi kami tidak datang lebih awal. Dia hanya ingin tertib," kata dia.
Baca juga: Guru Pukul Siswa SMAN 12, Wakil Walkot Bekasi: Bukan Zamannya Lagi Kekerasan
"Kami berharap Pak Idi masih ngajar lagi di sini," kata pelajar lain.
Bahkan murid-murid ini juga membuat petisi di website change.org agar Idiyanto tak dipindahkan. Petisi itu kemudian sudah ditandatangani 467 orang.
Hal ini kemudian viral dan banyak diperbincangkan di media sosial.
Kepala Bidang Guru dan Kependidikan Dinas Jabar, Asep Suhanggan mengatakan, permintaan dari murid-murid Idiyanto itu akan jadi pertimbangan pihaknya untuk mempertahankan guru itu tetap mengajar di SMAN 12 Bekasi.
"Ya tentunya saya akan melaporkan hasil apa yang saya temukan di sekolah ke pimpinan kami. Dengan kondisi yang seperti hal-hal yang sifatnya anomali itu tadi ketika ada yang siswanya histeris itu menjadi bagian dari pertimbangan kami," ujar Asep.
Baca juga: Penyebar Video Guru Pukul Murid di SMAN 12 Bekasi adalah Mantan Siswa
Kepala SMAN 12 Bekasi, Nani Nuraini pun mengatakan hal yang sama.
Ia mengatakan, unjuk rasa yang digelar anak-anak muridnya kala itu lantaran mereka khawatir kehilangan guru favoritnya.
"Iya mereka sedih, takut kehilangan," ucap dia.
Nani berharap permintaan dari murid-murid untuk mempertahankan Idiyanto mengajar di sekolah itu bisa dikabulkan Dinas Pendidikan Jawa Barat.
"Masih dipertimbangan (akan tetap mengajar di SMAN 12 atau tidak), doakan aja. Iya Insyaa Allah (bisa tetap mengajar)," tutur dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.