JAKARTA, KOMPAS.com - Sejarawan JJ Rizal menilai pemerintah pusat tidak konsisten terkait penyelenggaraan Formula E di silang Monas, Jakarta Pusat.
Dia merasa heran mengapa pemerintah pusat yang semula menolak, kemudian tiba–tiba mengizinkan penyelenggaraan tersebut.
"Yang tidak tepat adalah betapa plintat-plintutnya sikap pemerintah pusat yang diwakili Komisi Pengarah Monas di bawah Sekretariat Negara yang di dalamnya melibatkan banyak menteri pembantu presiden," katanya saat dihubungi di Jakata, Kamis (13/2/2020).
Sebagai sejarawan, JJ Rizal menilai pemerintah sudah lupa dengan fungsi Monas yang sebenarnya.
Baca juga: Formula E Digelar di Monas dan Klaim Anies Soal Rekomendasi Tim Ahli Cagar Budaya
Dia kembali mengingatkan tujuan awal dibuat kawasan Monas.
"Mengembalikan ide dibangunnya Monas, yaitu sebagai ruang kontemplasi, merenung. Bahkan ada kolam renang renung. Tetapi, bersamaan ingin menggelar balap yang tentu saja riuh,” ucap dia.
Dia bahkan menilai pemerintah sudah melupakan sejarah dengan menggunakan kawasan cagar budaya untuk kepentingan yang tidak semestinya.
"Mereka lupa sejarah sehingga sesat paham apa itu Monas dan alasan Soekarno membuatnya,” tutup dia.
Sebelumnya, Formula E di Jakarta dipastikan tetap berlanjut setelah mendapat lampu hijau mengenai lokasi acara.
Baca juga: Lintasan Formula E di Monas Akan Mulai Diaspal Maret 2020
Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka sudah memberi izin untuk menjadikan kawasan Medan Merdeka sebagai tempat berlangsungnya Formula E.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.