JAKARTA, KOMPAS.com - Tak jauh dari Pondok Pengayom Satwa, terlihat seorang pria dengan baju polo warna biru tengah sibuk sedang menggerak-gerakan tongkat besi di tungku agar bara api terus menyala.
Terlihat keringat bercucuran yang membasahi bajunya.
Lelaki bernama Tukidjo itu dengan sabar mengatur bara api di ruang krematorium yang terletak di bagian belakang Pondok Pengayom Satwa.
Setelah lebih dari satu jam pembakaran, jasad anjing tersebut berubah menjadi abu. Dengan sigap, Tukidjo mengumpulkan abu dari jenazah anjing tadi dan memasukkan ke dalam guci.
“Untung ukuran jasadnya kecil, jadi proses kremasinya lebih cepat dari biasanya,” ujar pria yang sudah bekerja selama 27 tahun di Pondok Pengayom Satwa.
Baca juga: Pondok Pengayom Satwa, Rumah Kedua Bagi Keluarga Berbulu
Tukidjo merupakan juru kremasi hewan yang terkenal cukup handal di shelter hewan yang berlokasi di Ragunan, Jakarta Selatan ini.
Tukidjo berujar, dia merupakan satu-satunya juru kremasi di shelter hewan tersebut.
Sebelumnya, terdapat 2 orang yang bertugas sebagai juru kremasi. Namun, rekan Tukidjo meninggal sehingga hanya ia yang menjadi juru kremasi.
Dalam prosesnya, hewan yang akan dikremasi ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui bobotnya. Jasad hewan yang sudah dibalut kain putih lalu dibawa ke ruang kremasi.
“Lamanya pembakaran tergantung beratnya. Hewan yang beratnya 20 kilogram ke atas itu biasanya sekitar 2-3 jam. Sedangkan yang beratnya 10 kg ke bawah hanya 1 jam,” ujar Tukidjo.
Baca juga: Menengok Pemakaman Satwa di Pondok Pengayom Satwa Ragunan
Dalam sehari, banyaknya hewan yang dikremasi oleh Tukidjo tidak menentu.
“Tidak tentu, kadang 1-5 ekor, kadang enggak ada sama sekali. Belum lagi kalau ada yang kasih jasadnya itu lebih dari jam 3 sore, jadi harus dikremasinya besok pagi,” ujar pria yang tinggal di Cilandak itu.
Banyak cerita yang pernah dialami Tukidjo selama berprofesi sebagai juru kremasi hewan. Bersama temannya, ia pernah mengalami gatal-gatal di sekujur tubuhnya setelah menyentuh hewan yang dikremasi.
Selain itu, tak jarang Tukidjo melihat salah satu pemilik hewan menangis dan melakukan ritual tertentu seperti membakar menyan ataupun doa khusus.
Baca juga: Ingin Mengadopsi Hewan di Pondok Pengayom Satwa? Begini Caranya
Tukidjo mengatakan, ia tak hanya mengkremasi anjing dan kucing saja. Tetapi ia mengaku pernah melayani jasa kremasi kelinci, ular, burung, hingga ayam.