Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Juru Kremasi Hewan di Ragunan, Haru saat Keluarga Lepas Kepergiaan Peliharaannya

Kompas.com - 14/02/2020, 14:44 WIB
Audia Natasha Putri,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak jauh dari Pondok Pengayom Satwa, terlihat seorang pria dengan baju polo warna biru tengah sibuk sedang menggerak-gerakan tongkat besi di tungku agar bara api terus menyala.

Terlihat keringat bercucuran yang membasahi bajunya.

Lelaki bernama Tukidjo itu dengan sabar mengatur bara api di ruang krematorium yang terletak di bagian belakang Pondok Pengayom Satwa.

Setelah lebih dari satu jam pembakaran, jasad anjing tersebut berubah menjadi abu. Dengan sigap, Tukidjo mengumpulkan abu dari jenazah anjing tadi dan memasukkan ke dalam guci.

“Untung ukuran jasadnya kecil, jadi proses kremasinya lebih cepat dari biasanya,” ujar pria yang sudah bekerja selama 27 tahun di Pondok Pengayom Satwa.

Baca juga: Pondok Pengayom Satwa, Rumah Kedua Bagi Keluarga Berbulu

Tukidjo merupakan juru kremasi hewan yang terkenal cukup handal di shelter hewan yang berlokasi di Ragunan, Jakarta Selatan ini.

Tukidjo berujar, dia merupakan satu-satunya juru kremasi di shelter hewan tersebut.

Sebelumnya, terdapat 2 orang yang bertugas sebagai juru kremasi. Namun, rekan Tukidjo meninggal sehingga hanya ia yang menjadi juru kremasi. 

Tukidjo membawa jasad anjing dibungkus kain untuk proses kremasi di Pondok Pengayom Satwa, Jakarta Selatan, Selasa (2/4/2019). Selain krematorium di tempat ini terdapat sekitar 700 makam hewan peliharaan serta shelter hewan.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Tukidjo membawa jasad anjing dibungkus kain untuk proses kremasi di Pondok Pengayom Satwa, Jakarta Selatan, Selasa (2/4/2019). Selain krematorium di tempat ini terdapat sekitar 700 makam hewan peliharaan serta shelter hewan.

Dalam prosesnya, hewan yang akan dikremasi ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui bobotnya. Jasad hewan yang sudah dibalut kain putih lalu dibawa ke ruang kremasi.

“Lamanya pembakaran tergantung beratnya. Hewan yang beratnya 20 kilogram ke atas itu biasanya sekitar 2-3 jam. Sedangkan yang beratnya 10 kg ke bawah hanya 1 jam,” ujar Tukidjo.

Baca juga: Menengok Pemakaman Satwa di Pondok Pengayom Satwa Ragunan

Dalam sehari, banyaknya hewan yang dikremasi oleh Tukidjo tidak menentu.

“Tidak tentu, kadang 1-5 ekor, kadang enggak ada sama sekali. Belum lagi kalau ada yang kasih jasadnya itu lebih dari jam 3 sore, jadi harus dikremasinya besok pagi,” ujar pria yang tinggal di Cilandak itu.

Banyak cerita yang pernah dialami Tukidjo selama berprofesi sebagai juru kremasi hewan. Bersama temannya, ia pernah mengalami gatal-gatal di sekujur tubuhnya setelah menyentuh hewan yang dikremasi.

Selain itu, tak jarang Tukidjo melihat salah satu pemilik hewan menangis dan melakukan ritual tertentu seperti membakar menyan ataupun doa khusus.

Baca juga: Ingin Mengadopsi Hewan di Pondok Pengayom Satwa? Begini Caranya

Tukidjo mengatakan, ia tak hanya mengkremasi anjing dan kucing saja. Tetapi ia mengaku pernah melayani jasa kremasi kelinci, ular, burung, hingga ayam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com