“Paling unik itu ada mahasiswa kedokteran hewan ke sini untuk kremasi sekitar 20 ekor ayam. Kayaknya itu (ayam) dibedah untuk praktikum, bangkainya dibawa ke sini untuk dikremasi,” ujar Tukidjo.
Untuk jasa kremasi hewan peliharaan yang beratnya 5 kilogram, pemilik harus membayar Rp 300.000 pertama, selanjutnya akan dikenakan biaya Rp 20.000 per kilonya.
Selain menjadi juru kremasi, Tukidjo juga bertugas membersihkan kebun.
Tukidjo bekerja dari hari Senin hingga Sabtu dan libur pada hari Minggu.
Sejak pagi, ia berangkat dari kediamannya di Cilandak dengan menggunakan motor ke Pondok Pengayom Satwa untuk melanjutkan proses kremasi.
Tukidjo tak punya latar belakang apapun berkaitan dengan hewan, apalagi jasa penguburan atau kremasi.
“Dulu saya melamar di sini karena ingin punya pekerjaan tetap saja. Dulu kan saya cuma serabutan aja. Saya bekerja di sini sejak tahun 1992,” ujar Tukidjo.
Baca juga: Syarat dan Cara Menguburkan Hewan di Pondok Pengayom Satwa Ragunan
Lebih dari seperempat abad ia mengabdi di yayasan yang didirikan oleh istri dari mantan Gubernur DKI Jakarta R. Soeprapto, Soeprapti.
Tukidjo berujar, ketika dirinya baru pertama kali bekerja sebagai juru kremasi, ia hanya diajari cara menggunakan alat kremasi, sisanya ia lakukan secara otodidak.
Meskipun sudah bekerja selama puluhan tahun, Tukidjo hanya digaji sebesar Rp 600.000 per bulan.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, Tukidjo dibantu oleh istrinya yang berjualan gorengan di depan rumahnya.
Selain menjadi juru kremasi, ia juga bekerja sebagai tukang kebun panggilan.
“Saya juga kerja jadi tukang kebun panggilan. Biasanya orang yang manggil itu udah langganan sama saya,” ujar Tukidjo.
Tukidjo mengaku bersyukur menjalani profesi ini meski kini ia merupakan juru kremasi satu-satunya di Pondok Pengayom Satwa.
Baginya, memberikan momen perpisahan terakhir yang layak antara hewan peliharaan dengan sang pemilik merupakan pengalaman berharga baginya.
“Banyak orang yang menganggap hewan-hewan ini sebagai keluarga juga. Jadi saya udah biasa kalau ada yang ngadain ritual atau nangis karena saking sedihnya,” ungkapnya sambil tersenyum.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.