"Saya baru telepon ke Plt Kadinkes. Bahwa penyakit (yang dirasakan warga Rawa Lele) itu Chikungunya. Itu dari hasil pemeriksaan laboratorium," kata Benyamin saat dihubungi, Selasa (11/2/2020).
Menurut Benyamin, saat ini Pemkot Tangsel melalui Dinas Kesehatan telah melakukan penanganan di kampung tersebut dengan melakukan fogging karena kemunculan penyakitnya yang diduga berawal dari nyamuk.
"Sudah dilakukan fogging sebanyak tiga kali. Kemudian bagi warga yang tidak bisa ke puskesmas itu bisa dijemput sama ambulans puskesmas," katanya.
Baca juga: Penyakit Chikungunya Pernah Serang Tangsel Tahun 2015, 75 Warga Pondok Pondok Aren Jadi Korban
Setelah melakukan pemeriksaan dan penanganan terhadap para warga yang merasakan demam dan linu persendian, jumlahnya telah menurun.
Benyamin mengatakan, saat ini sudah tinggal lima dari 70 orang warga Kampung Lele yang masih ditangani karena penyakit chikungunya.
Namun berdasarkan hasil pemeriksaan medis tidak semua mengalami penyakit chikungunya, melainkan disebabkan bakteri urine tikus.
"Sekarang tinggal lima, selebihnya sudah sembuh. Dikhawatirkan itu bukan chikungunya semuanya. Sebagian karena leptospirosis," kata Benyamin.
Menurut Benyamin, sebagian penyakit akibat urine tikus yang bercampur dengan banjir.
"Bakteri yang disebabkan oleh tikus pada saat banjir kemarin," katanya.
Belum selesai persoalan penyakit chikungunya di Ciputat, dugaan yang sama juga muncul di Jalan Lamtoro, Pamulang Timur, Pamulang, Tangsel.
Sedikitnya ada 60 warga yang tinggal di RT 03 dan 04 RW 16 diduga terjangkit chikungunya.
Sekretaris Kelurahan (Sekel), Ade Heri Sutiawan mengatakan, berdasarkan data yang didapat dari Ketua RW 16, ada sedikitnya 60 orang yang didiga terpapar penyakit chikungunya sejak Januari 2020.
Baca juga: Dinkes Tangsel Sebut Penyakit Chikungunya pada Lansia Lebih Berbahaya
"Ada sekitar 60 orang itu sejak awal tahun 2020. Namun Februari 2020 ini justru semakin banyak orang yang mengeluhkan demam dan persendian yang mengarah tanda-tanda chikungunya," kata Ade di lokasi, Jumat (14/2/2020).
Menurut Ade, saat ini beberapa warga yang diduga terjangkit penyakit tersebut telah ditangani oleh medis.
Namun, di antara mereka lebih banyak yang meminta untuk dirawat di rumah masing-masing setelah menerima pemberian obat.
"Untuk dirawat tidak ada hanya beberpa rawat jalan ke klinik. Alasannya mereka lebih nyaman untuk istirahat di rumah," katanya.
Sementara warga RT 04, Hasanudin mengatakan, merasakan peradangan sendi dan demam terjadi sejak Kamis (13/2/2020) siang.
Hasanudin mengalami keluhan tersebut setelah delapan anggota keluarga mengalami gejala yang sama sebelumnya.
"Awal semua keluarga, istri dan kemudian baru saya kemarin saya rasakan sakit di dengkul dan leher nggak bisa di gerakin," ucapnya.