Hasanudin telah menjalani pengobatan di klinik yang tak jauh dari rumahnya terkait rasa sakit yang dialami.
Dari penjelasan dokter, Hasanudin dinyatakan terjangkit chikungunya yang penularannya melalui nyamuk aedes aegypti.
"Dokter saat itu bilang saya sakit Chikungunya dan akan merasakan sakit sendi sekitar satu mingguan untuk pemulihan," ucapnya.
Belum selesai persoalan penyakit chikungunya, warga Tangerang Selatan yang tersebar di tujuh kecamatan terjangkit penyakit demam berdarah.
Kepala Bidang (Kabid) Pengedalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Tangsel, Tulus Muladiyono mengatakan, sekitar 60 orang suspect dan 15 diantara telah positif terjangkit penyakit yang disebabkan nyamuk aedes aegypti.
Baca juga: 60 Warga Pamulang Tunjukkan Tanda-tanda Terkena Penyakit Chikungunya
"Penyakit demam berdarah untuk yang sekarang ini yang positif ada 15 tp yang suspect itu ada 60 orang," kata Tulus saat ditemui di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan.
Menurut Tulus, dari 60 orang suspect dan 15 di antaranya positif DBD yang terdata dari laporan masing-masing puskesmas di wilayah Tangsel sejak awal tahun 2020.
"Hampir semua kecamatan (terkena penyakit dbd). Tapi peningkatan tidak terlalu banyak. Kita laporan perminggu. Sampai minggu ke tujuh ini baru terdata seperti itu baik dari Puskes maupun ke Rumah Sakit," kata Tulus.
Menurut Tulus, untuk 60 orang yang suspect saat ini belum dapat dipastikan terjangkit DBD sebelum adanya hasil tes darah dari labolatorium.
Meningat penyakit tersebut terbilang lebih berbahaya dari virus Chikungunya yang mewabah di wilayah Tangerang Selatan.
"Makannya untuk yang 60 itu perlu ada pemeriksaan labolatorium. Malahan chikungunya tidak berbahaya yang baha itu dbd, apalagi jika terkena orang yang gula (diabetes)," tutupnya.
Untuk memastikan jenis penyakit yang ramai, Dinas Kesehatan juga bakal melakukan pengambilan sempel darah sejumlah warga Ciputat dan Pamulang.
Baca juga: Warga Ciputat yang Diduga Terjangkit Chikungunya Akan Dicek Darahnya
Menurut Tulus, sebelum melakukan pengambilan darah, Dinkes Tangsel akan melakukan fogging, mengingat lingkungannya dinilai kotor.
"Kita akan lakukan fogging terlebih dahlu. Setelah itu kita akan melakukan pengambilan darah," ucapnya.
Nantinya, kata Tulus, sempel darah yang telah diambil akan dikirim ke rumah sakit untuk menentukan jenis penyamitnya.
"Kemungkinan paling hari Selasa atau Rabu hasil baru keluar hasilnya," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.