TANGERANG, KOMPAS.com - Salah satu warga Perumahan Batan Indah, Nawawi (62) mengatakan, tempat penemuan zat radioaktif di lingkungan perumahan tersebut memang sering digunakan untuk pembuangan sampah.
"Memang di sana, kalau ada yang tebang pohon, dibuang di sana, dibakar," kata dia saat ditemui di rumahnya yang berjarak 3 rumah dari lahan kosong tempat temuan zat radioaktif, Minggu (16/2/2020).
Baca juga: Limbah Radioaktif Ditemukan di Kawasan Perumahan, Bapeten Kecolongan?
Nawawi juga mengatakan, dirinya yang sudah tinggal sejak tahun 1988 itu lumayan sering beraktivitas di lahan kosong tempat zat radioaktif tersebut.
Pasalnya, karena sering dijadikan tempat pembuangan sampah, lahan kosong itu juga berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Tidak hanya itu, pasukan paskibra sekolah menengah juga sering melakukan latihan baris-berbaris di lokasi tersebut.
"Paskibra, ada juga ojek online biasa nongkrong di situ," tutur dia.
Dia berharap pemerintah bisa menuntaskan pembersihan zat radioaktif yang berada di lahan kosong tersebut karena sangat membahayakan warga yang beraktivitas di sekitar lokasi.
Adapun sebelumnya, kemunculan radiasi dari zat radioaktif berawal dari uji fungsi Bapeten dengan target area meliputi wilayah Pamulang, Perumahan Dinas Puspiptek, Daerah Muncul dan Kampus ITI, Perumahan Batan Indah, dan Stasiun KA Serpong, pada 30 dan 31 Januari 2020.
Baca juga: Pembersihan Radioaktif, 8600 Liter Tanah Diangkut dari Perumahan Batan Indah
Secara umum, nilai paparan radiasi lingkungan pada daerah pemantauan menunjukkan nilai normal (paparan latar).
Namun, pada saat dilakukan pemantauan di lingkungan Perumahan Batan Indah, ditemukan kenaikan nilai paparan radiasi di lingkungan area tanah kosong di samping lapangan voli blok J.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.