Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menunggu Terungkapnya Asal Serpihan Radioaktif di Batan Indah, Tangsel

Kompas.com - 17/02/2020, 08:35 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Kemunculan radiasi nuklir di tanah kosong kawasan Perumahan Batan Indah, Kademangan, Setu, Tangerang Selatan, beberapa hari lalu mengejutkan masyarakat.

Paparan limbah radioaktif Caesium-137 itu diketahui saat Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) melakukan uji fungsi dengan target area meliputi wilayah Pamulang, Perumahan Dinas Puspiptek, Daerah Muncul dan Kampus ITI, Perumahan Batan Indah, dan Stasiun KA Serpong pada 30 dan 31 Januari 2020.

Secara umum, nilai paparan radiasi lingkungan pada daerah pemantauan menunjukkan nilai normal (paparan latar).

Baca juga: Temuan Radioaktif di Tangsel, Evakuasi 8.600 Liter Tanah hingga Serpihan Sebesar Kelingking

Namun, pada saat dilakukan pemantauan di lingkungan Perumahan Batan Indah, ditemukan kenaikan nilai paparan radiasi.

Sengaja dibuang oknum

Adanya serpihan radio aktif di lingkungan area tanah kosong, tepatnya di samping lapangan voli Blok J, diduga dibuang oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

"Pertanyaannya ini kenapa ada di sini, itu kan enggak bisa jalan sendiri ke sini, kan artinya ada oknum atau siapa pun yang kita belum tahu, yang entah membuang atau meletakkan di lokasi tersebut," Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Komunikasi Publik Bapeten Indra Gunawan saat ditemui di lokasi, Sabtu (16/2/2020).

Menurut Indra, dugaan tersebut diperkuat karena diketahui serpihan radioaktif tidak dapat diletakkan atau dibuang di sembarang tempat.

Terlebih lagi, Perumahan Batan Indah yang mengalami radiasi juga bukan merupakan permukiman kegiatan pemanfaatan limbah.

"Jadi memang tidak boleh ada hal yang seperti ini di sini," tutur dia.

Indra mengatakan, saat ini Bapetan bersama Batan sedang melakukan investigasi tentang keberadaan serpihan radioaktif jenis Caesium-137 yang dinilai sangat berbahaya.

Baca juga: Zat Radioaktif Diduga Limbah Industri, Pemkot Tangsel Bantah Kecolongan

"Saat ini kami sedang melakukan investigasi dari obyek yang ada. Adakah informasi yang bisa kita tindak lanjut sambil menunggu hasil laboratorium teknis di Batan," kata Indra.

Bapeten telah menangani keberadaan radiasi tersebut dengan melakukan penebangan pohon dan dekontaminasi area yang terpapar radiasi.

Sedikitnya ada lima titik pengambilan tanah yang terpapar untuk mendeteksi asal serpihak radioaktif tersebut.

Sebesar kelingking, tapi berefek fatal

Indra mengatakan, zat radioaktif Cs-137 di Perumahan Batan Indah, Tangerang Selatan, hanya sebesar ruas jari kelingking.

Meski berukuran kecil, Cs-137 itu ternyata sudah mencemari tanah dan tumbuhan di sekitar tempat dia ditanam dengan radius 10 x 10 meter.

"Secara efektif, secara teknis (radius) 10 x 10 meter," kata dia.

Meskipun zat radioaktif itu hanya mencemari radius 10 meter dari titik hotspot, Bapeten akan mengecek kembali radius yang lebih besar dari pencemaran tersebut.

Untuk saat ini, yang positif terkontaminasi adalah tanah dan tumbuhan di atas tanah dengan radius 10 meter dari titik benda yang ditemukan.

"Kami sudah mengambil sampel vegetasi dari golongan yang dikonsumsi, baik dari hotspot maupun sekitar hotspot. Dari sini, kita lihat tanah dan vegetasi di area hotspot terkontaminasi sehingga harus diangkat," tutur dia.

Baca juga: Warga Batan Indah Sebut Lokasi Temuan Zat Radioaktif Biasa Digunakan untuk Buang Sampah

Sedangkan untuk air tanah, Indra sudah memastikan bahwa tidak ada air tanah yang terkontaminasi, baik itu sampel dari rumah warga dengan radius terdekat maupun sampel yang diambil oleh Bapeten.

Limbah radioaktif

Sekretaris Utama Bapeten Hendrianto Hadi Tjahyono mengatakan, dari hasil penelitian sementara, asal radiasi muncul dari limbah atau sampah radioaktif dari teknologi nuklir yang telah digunakan.

"Tapi, yang jelas ini ada sisa limbah atau sampah radioaktif. Jadi dari beberapa tanah itu, ada kita lihat kecil-kecil itu adalah limbah entah dari mana itu yang kita cari," ujar Hendrianto.

Bapeten telah melakukan penelitian lebih lanjut tentang serpihan limbah radioaktif karena diketahui di Indonesia banyak sekali yang menggunakannya untuk tenaga berteknologi nuklir.

"Di Indonesia ini pemanfaatkan tenaga nuklir itu luas. Ada di bidang Industri, bidang medis, dan penelitian," ucapnya.

Dari sampel yang diperoleh, Bapeten yang bekerja sama dengan Batan akan mengetahui asal sumber Caesium dari data yang dimilikinya saat ini.

Baca juga: Limbah Radioaktif Ditemukan di Kawasan Perumahan, Bapeten Kecolongan?

"Tapi, itu perlu waktu dan proses untuk melakukan investigasi tersebut. Karena kita ada data-data sumber yang (menggunakan tenaga nuklir) ada di Indonesia. Sedangkan Batan punya laboratorium yang lengkap. Nanti akan ketahui asal sumber (radioaktif) itu," kata Hendrianto.

Mengangkut 8.600 liter tanah

Meski telah melakukan dekontaminasi tanah yang terpapar, Bapeten bersama Batan kembali melakukan pengerukan. Total ada 8.600 liter tanah yang diangkut untuk dilakukan pemeriksaan.

Kepala Humas Batan Heru Umbara mengatakan, dalam pembersihan sebelumnya, sudah ada 52 drum dengan volume 100 liter per drum yang diangkut.

Sedangkan pada Minggu (16/2/2020), ada 34 liter drum tanah terkontaminasi yang angkut dari lokasi.

"Jadi posisi saat ini ada 27 drum yang sudah dibawa ke PTLR (Pusat Teknologi Limbah Radioaktif) ditambah tujuh drum yang sekarang lagi diangkat," kata Heru.

Heru mengatakan, tanah yang dibersihkan sudah memasuki kedalaman 30 sentimeter.

Rencananya, kata Heru, Batan akan mengevakuasi tanah terkontaminasi sebanyak 100 drum.

Baca juga: Radioaktif Cs 137 di Perumahan Tangsel, Ini Dampaknya pada Manusia jika Terpapar

Namun, proses pembersihan dihentikan karena hujan yang turun di lokasi dan akan dilanjutkan pada Senin ini.

"Nah, rencananya besok (Senin) akan dimulai sama seperti tadi, jadi kumpul di sini," kata dia.

Rencananya, Bapeten kembali melakukan dekontaminasi terhadap tanah yang disebut warga setempat menjadi lokasi pembuangan sampah itu pada Senin (17/2/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com