BOGOR, KOMPAS.com - Sarah Meredith punya jurus jitu untuk memperkenalkan produk sendal dan sepatu buatannya.
Meski bisnis produksi alas kaki itu baru digelutinya empat tahun ke belakang, rupanya sendal dan sepatu buatannya sudah cukup dikenal.
Berangkat dari hobi koleksi sepatu, Sarah kemudian mencoba belajar usaha sendiri. Akhir tahun 2015, ia mulai mengawali bisnisnya dengan menjadi dropshipper.
Namun, usahanya itu tidak berjalan mulus. Banyak pelanggan yang kecewa lantaran produk yang dipasarkannya tidak sesuai dengan pesanan.
Baca juga: Alasan Pembeli Sepatu Compass Rela Antre Semalaman: Kayaknya Gaul Gitu...
"Pesannya apa, dikirimnya apa. Dan kualitasnya jelek banget," kenang Sarah, saat berbincang dengan Kompas.com, akhir pekan lalu.
Tahun 2016, Sarah memutuskan untuk melangkah lebih jauh. Bersama sang suami, ia mulai mengembangkan bisnisnya dengan memproduksi sendiri sendal dan sepatu khusus wanita.
Sarmer, begitulah Sarah menamai merek dagang untuk sendal dan sepatu produksinya yang diambil dari singkatan namanya.
Lewat akun Instagram sarmer.id, ia terus mempromosikan produknya.
Bagi Sarah, menggeluti usaha alas kaki ini bukan karena bisnis semata.
Lebih dari itu, wanita kelahiran Medan, 24 tahun lalu, ingin menunjukkan bahwa sendal dan sepatu lokal asal Bogor mampu bersaing dengan merk-merk ternama lainnya.
Baca juga: Portee Goods, Sepatu Lokal dengan Kualitas Internasional
"Aku percaya kalau kualitas lokal itu nggak kalah dengan kualitas impor," kata Sarah.
Sarah mengatakan, di tempat tinggalnya, Ciomas, Kabupaten Bogor, dikenal sebagai pusat sentra perajin sendal dan sepatu.
Sebab itu, ia paham betul bagaimana cara menjaga kualitas barang agar tetap dipercaya orang.
Di samping itu, sambungnya, kelebihan dari produk Sarmer terletak pada model yang kekinian, bahan premium, dan tentunya harga yang murah.
"Upaya untuk mengembangkan bisnis ini adalah menjaga kepercayaan, meningkatkan kualitas produk, dan melakukan promosi atau endorse," ungkapnya.
Dirinya menuturkan, strategi yang dilakukannya agar tetap bisa menjual produk dengan harga murah adalah fokus pada penjualan online saja.
Sehingga, kata dia, tidak ada biaya sewa tempat yang harus dikeluarkan.
Untuk harga satu pasang sepatu dan sandal, ia membanderolnya mulai dari kisaran Rp 44.000 hingga paling mahal Rp 48.000.
"Murah, nggak sampai Rp 50.000. Bahan yang aku pakai juga punya kualitas, jadi nyaman pas dipakai," sebut dia.
Seiring berjalannya waktu, bisnis alas kakinya itu semakin menunjukkan hasil yang baik.
Perlahan tapi pasti, rata rata pesanan yang diterimanya meningkat. Dari awalnya 20-30 pasang per hari, sekarang sudah sampai di 200-300 pasang per hari.
Bahkan, berkat usahanya itu, Sarah sekarang memiliki dua bengkel produksi sepatu dan sandal.
Bengkel pertamanya mempunyai kapasitas untuk memproduksi 1.000 pasang per minggu. Sementara, bengkel yang satunya lagi mampu membuat 1.400 pasang sepatu dan sandal.
Ia pun memberdayakan ekonomi warga setempat dengan memperkerjakan 19 orang sebagai pengrajin sepatu di bengkel miliknya.
"Rata rata pesanan terus meningkat dari tahun ke tahun. Paling banyak pesanan itu di Jabodetabek. Tapi daerah lain juga ada yang order seperti dari Aceh sampai Papua," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.