DEPOK, KOMPAS.com - Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Yenny Sucipto mencalonkan diri sebagai bakal calon wali kota Depok 2021-2026 lewat partainya.
Yenny mendaftarkan diri sebagai kandidat melalui Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P.
Di sisi lain, pengurus PDI-P di tingkat cabang (kota) dan daerah (provinsi) telah menyepakati nama Afifah Aliyah untuk maju di Pilkada Depok 2020.
Baca juga: Yenny Sucipto Sowan ke Sejumlah Tokoh Minta Dukungan Maju Pilkada Depok
PDI-P sendiri membuka tiga jalur penjaringan bagi para kadernya untuk berkontestasi di Pilkada Depok 2020, yakni melalui penjaringan tingkat cabang (kota) dan tingkat daerah (provinsi), selain tingkat pusat.
Berikut 5 fakta seputar pencalonan Yenny sebagai kandidat penguasa Depok:
1. Mengaku siap lahir dan batin.
Yenny mengaku siap lahir dan batin untuk maju dalam kontestasi merebut pucuk kekuasaan Kota Depok yang selama 3 periode terakhir diduduki PKS.
Dia juga menyatakan siap bekerja sama dengan seluruh komponen masyarakat yang sevisi dalam perjuangan demi perubahan Kota Depok.
"Bersama seluruh komponen masyarakat Depok, saya akan istiqomah setia di garis rakyat. Maka itu saya berani untuk maju dalam Pilkada Depok 2020," kata dia melalui keterangannya kepada wartawan, Senin (17/02/2020).
2. Sebut Depok stagnan selama 15 tahun.
Yenny yang juga menjabat sebagai salah satu Ketua Bidang Projo di PDI-P ini menyatakan, selama sekitar 15 tahun belakangan Kota Depok mengalami stagnasi.
Selama periode itu pula, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menempatkan usungannya di posisi wali kota.
Menurut Yenny, sebagai kota hunian penyangga Ibu Kota Negara, Depok tak mengalami kemajuan yang berarti.
"Perubahan di Kota Depok menjadi keniscayaan jika memang masyarakat menghendaki peningkatan kualitas hidup," ujar Yenny.
"Sudah terlalu lama masyarakat Depok membiarkan ketidakberesan merajalela," imbuhnya.
Baca juga: Yenny Sucipto Sowan ke Sejumlah Tokoh Minta Dukungan Maju Pilkada Depok