Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Masker Melonjak, Dinkes DKI: Orang Sehat Tak Perlu Pakai

Kompas.com - 18/02/2020, 14:05 WIB
Nursita Sari,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan harga masker di Jakarta melonjak karena semua orang membeli masker.

Padahal, orang yang sehat tidak perlu memakai masker.

Sesuai arahan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, kata Ani, masker hanya digunakan oleh orang yang sakit.

"Melonjaknya harga karena mekanisme pasar, karena seluruh masyarakat membeli masker. Padahal, sesuai arahan Pak Menkes, yang menggunakan masker yang sakit saja supaya tidak menularkan," ujar Ani saat dihubungi, Selasa (18/2/2020).

Baca juga: Harga Masker Tinggi, Menkes: Salahmu Sendiri Kok Beli

Ani menjelaskan, masker bedah (surgical) yang umum ditemukan di apotek hingga minimarket harusnya hanya dipakai untuk orang yang sedang sakit.

Sementara masker N95 digunakan petugas kesehatan yang merawat pasien. Karena itu, orang yang sehat tidak perlu memakai masker.

"Masker bedah untuk mencegah dari dalam ke luar, dipakai hanya untuk pasien sakit. Asumsi dan harapannya, jika semua orang sakit pakai masker bedah, maka orang sehat tidak usah takut tertular. Sedangkan masker N95/respirator hanya dipakai petugas kesehatan karena berfungsi mencegah dari luar ke dalam," kata dia.

Baca juga: Dampak Virus Corona, Masker Jadi Aksesori Wajib di Pekan Mode

Penyebaran virus corona, lanjut Ani, juga bisa dicegah jika orang yang mengidap penyakit itu memakai masker bedah.

Sebab, penyebaran virus corona salah satunya melalui droplet, yakni partikel kecil yang bisa keluar dari mulut penderita dan dapat dihirup oleh orang-orang di sekitarnya.

"Karena partikel virus corona besar, penularan droplet, jadi masker bedah saja cukup untuk menahan penyebaran dari dalam ke luar," ucap Ani.

Baca juga: Di Balik Langkanya Masker Cegah Corona, Harga Meroket hingga Dugaan Penimbunan oleh Distributor

Dengan melonjaknya harga masker, Dinas Kesehatan DKI Jakarta akan memberikan edukasi kepada masyarakat terkait penggunaan masker.

Dinas Kesehatan telah membuat infografis terkait penggunaan masker.

Dalam infografis itu, Dinas Kesehatan menjelaskan ada tiga kondisi yang mengharuskan orang memakai masker, yakni orang dengan gejala batuk dan pilek, petugas kesehatan yang merawat pasien dengan gangguan pernafasan, dan orang sehat yang merawat individu dengan gangguan pernafasan.

Situasi di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, Selasa (4/2/2020).KOMPAS.COM/DEAN PAHREVI Situasi di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, Selasa (4/2/2020).

Baca juga: YLKI Sebut Kenaikan Harga Masker Pancing Kepanikan Konsumen

Sementara orang yang sehat tidak perlu memakai masker bedah. Infografis Dinas Kesehatan itu dibuat berdasarkan sumber dari organisasi kesehatan dunia (WHO).

"Dinkes akan tetap pada tugas fungsinya untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang penggunaan masker yang sesuai, di samping bentuk promosi kesehatan lainnya yang telah dilaksanakan," tutur Ani.

Di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, harga masker N95 kini menyentuh Rp 1,6 juta per boks yang berisi 20 buah. Padahal, harga normalnya hanya berkisar Rp 195.000 per boks.

Selain itu, harga masker biasa pun juga tidak kalah melonjak.

Kini, harga masker biasa mencapai Rp 170.000 hingga Rp 350.000 per boksnya yang berisi 50 buah. Harga normalnya padahal hanya sekitar Rp 15.000 hingga Rp 25.000 per boks.

Melonjaknya harga masker di Indonesia menjadi sorotan beberapa media internasional. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com