Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masker Langka dan Harga Tak Normal, Pemprov DKI Bakal Sidak Pasar hingga Apotek

Kompas.com - 18/02/2020, 16:20 WIB
Nursita Sari,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) DKI Jakarta bersama polisi akan melakukan sidak ke pasar-pasar yang menjual alat kesehatan.

Tujuannya untuk mengetahui penyebab masker yang mulai langka di Jakarta.

"Nanti akan ada tim terpadu untuk turun ke pasar-pasar. Jadi itu yang kami akan rencanakan, operasi bersama dengan Polda Metro, dalam waktu dekat," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas PPKUKM DKI Jakarta Elisabeth Ratu Rante Allo di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (18/2/2020).

Baca juga: YLKI Desak Pemerintah Turun Tangan Kontrol Harga Masker yang Melonjak

Ratu berujar, pasar yang menjadi target sidak adalah Pasar Pramuka, Jakarta Timur. Selain itu, Pemprov DKI juga akan mengecek apotek-apotek yang menjual masker.

"Selama ini yang banyak jual alat kesehatan kan (Pasar) Pramuka, dan mungkin nanti apotek-apotek juga tidak menutup kemungkinan kami akan cek juga," kata dia.

Ratu menyatakan, kelangkaan masker di Jakarta menyebabkan adanya lonjakan harga. Dia menilai, harga jual berbagai jenis masker itu sudah tidak normal.

"Itu sih (harganya) enggak normal," ucap Ratu.

Jika terbukti ada penimbunan stok masker di Ibu Kota, lanjut Ratu, oknum pengusaha yang menimbun masker tersebut bisa dikenai sanksi pidana.

Baca juga: Ini Penyebab Kelangkaan dan Mahalnya Masker di Jakarta

Ratu kemudian merujuk pada pengusaha penimbun bahan pangan terkait sanksi itu.

"Pernah dengar operasi satgas pangan kan, kalau ada umpamanya pengusaha yang menimbun bahan pokok di saat kondisi negara lagi kurang bagus, tentu itu ada pidananya," tuturnya.

Informasi yang diterima Ratu, bahan baku pembuatan masker memang habis karena impor dari China. Dampaknya, produksi masker berkurang.

Ratu berujar, stok masker yang dijual di Jakarta juga mulai berkurang karena masyarakat berbondong-bondong membeli masker untuk antisipasi wabah corona.

Padahal, kata Ratu, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto sudah menyatakan bahwa masker hanya harus digunakan oleh orang yang sakit, bukan orang yang sehat.

"Dengan berita-berita yang mengatakan bahwa ada virus corona yang dampaknya begitu hebat kan dan tidak salah juga ya bahwa masyarakat itu memproteksi dirinya dengan menyiapkan masker," kata Ratu.

Baca juga: Harga Masker Tinggi, Menkes: Salahmu Sendiri Kok Beli

Di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, harga masker N95 kini menyentuh Rp 1,6 juta per boks yang berisi 20 buah. Padahal, harga normalnya hanya berkisar Rp 195.000 per boks.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com