JAKARTA, KOMPAS.com - Wabah penyakit Covid-19 virus corona yang menyebar di Wuhan, China, dan beberapa negara lainnya di dunia menimbulkan kekhawatiran di Indonesia.
Masyarakat pun berbondong-bondong membeli masker untuk mengantisipasi penularan virus tersebut.
Masker pun mulai langka. Imbasnya, harga jual masker di pasaran juga melonjak.
Baca juga: Dinkes DKI: Stok Masker di Fasilitas Layanan Kesehatan Masih Aman
Apa penyebab kelangkaan masker di Jakarta?
Jumlah pembelian masker berbanding terbalik dengan angka produksi. Saat pembelian masker meningkat, produksi masker justru berkurang.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) DKI Jakarta Elisabeth Ratu Rante Allo mengatakan, produksi masker berkurang karena suplai bahan baku pembuatan masker mulai habis.
Bahan baku pembuatan masker itu diimpor dari China.
"Bahan bakunya memang habis karena kan itu bahan bakunya impor dari China. Jadi, karena bahan bakunya langka, dengan adanya kasus corona, tentu produksinya juga berkurang," ujar Ratu di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (18/2/2020).
Sementara itu, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menduga ada penimbunan masker dari pihak distributor untuk meraup keuntungan besar di tengah ramainya isu virus corona.
YLKI telah menerima banyak aduan konsumen terkait melambunganya harga masker di pasaran.
YLKI meminta pihak kepolisian agar segera mengusut tuntas dugaan penimbunan masker di pihak distributor.
Baca juga: Harga Masker Melonjak, YLKI Menduga Ada Penimbunan dari Distributor
"Penimbunan tersebut akan mengacaukan distribusi masker di pasaran dan dampaknya harga masker jadi melambung tinggi," kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi.
Stok langka, harga pun melonjak
Langkanya stok masker di Jakarta berimbas pada harga yang melonjak.
Di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, harga masker N95 kini menyentuh Rp 1,6 juta per boks yang berisi 20 buah.