Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kena Protes Sekolah, Pihak Rusunami di Ciputat Akan Minimalisasi Debu dari Proyek

Kompas.com - 19/02/2020, 13:11 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Pihak rusunami akan mengatasi persoalan dalam proses pembangunan yang dikeluhkan Sekolah Ash Shiddiqiyah di kawasan Bukit Indah, Serua, Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (18/2/2020).

Proyek di bawah pengembang PP Urbantown Serpong tersebut akan meminimalisasi debu yang disebut masuk ke ruang kelas sekolah yang bersebelahan dengan proyek itu sehingga mengganggu proses belajar mengajar.

"Soal debu PP Urban berusaha meminimalisasi debu dari proyek kita dengan memasang jaring. Kalau ada sumber gangguan, PP Urban siap berkoordinasi dan menyelesaikannya," kata Humas PP Urbantown Serpong, Dianike, saat dikonfirmasi, Rabu (19/2/2020).

Baca juga: Debu Pembangunan Rusunami Masuk Kelas, Murid Sekolah di Ciputat Gelar Aksi Protes

Namun, kata Dianike, untuk alat berat crane yang panjangnya juga dikeluhkan karena memasuki pelataran sekolah, tidak dapat ditoleransi.

Sebab, telah sesuai standar keselamatan Dinas Tenaga Kerja. 

"Soal TC (tower crane), bahwa TC yang kita miliki sudah sesuai aturan dan sudah dicek oleh Disnaker soal keselamatannya," ucapnya.

Menurut Dianike, saat ini pihaknya telah melakukan mediasi kepada pihak sekolah dan warga setempat guna mencari jalan keluar permasalahan tersebut.

"Sudah, kita sudah beberapa kali bertemu dan yang terakhir dihadiri perangkat RT, RW, dan kelurahan," kata dia.

Sebelumnya, pihak Sekolah Ash Shiddiqiyah mengeluhkan proses pembangunan rusunami yang lokasinya berada di belakang sekolah.

Pasalnya, debu dari proses pembangunan kerap memasuki ruang kelas pada saat proses belajar dan mengajar berlangsung.

Kepala Sekolah Ash Shiddiqiyah Paisal Airpin mengatakan, proses pembangunan rusunami tersebut mulai dibangun sekitar 4 atau 5 tahun lalu.

Pembangunan itu pun dinilai mengganggu proses kegiatan belajar dan mengajar karena adanya alat berat yang masuk ke lahan sekolah.

"Dulu sih kita diam saja dengan bunyi berisik, bahkan dengan alat berat crane panjangnya masuk ke lahan kita. Kita waktu itu ya sudah biarkan saja," kata Paisal saat dihubungi, Selasa (18/2/2020).

Namun, seiring waktu proses pembangunan yang belum selesai, sekolah tersebut terus merasa terganggu.

Salah satunya dengan debu pembangunan yang masuk ke dalam kelas saat proses belajar mengajar berlangsung.

Baca juga: Sekolah di Ciputat Keluhkan Debu akibat Pembangunan Rusunami

"Tapi, makin ke sini kok makin tidak nyaman dibuatnya. Misal sampah-sampah proyek lagi angin kencang itu bisa ke ruang belajar debu dan pasirnya. Kemudian bau pesing, memang ada di lahan mereka, tapi tetap bau pesing," ucapnya.

Menurut Aripin, sekolah telah berkoordinasi dengan pihak yang bertanggung jawab dalam pembangunan proyek tersebut terkait keluhannya.

Namun, sampai saat ini belum ada solusi yang dijanjikan seperti dalam melakukan koordinasi. 

"Kita juga pernah minta kompensasi saluran air karena terpotong sama pembangunan. Dia (pihak rusunami) bilang iya saja, tapi selalu beralasan, alat berat tidak ada, akhirnya kita buat (saluran air sendiri) sendiri," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Megapolitan
Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Megapolitan
Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Megapolitan
Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Megapolitan
Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Megapolitan
Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Megapolitan
Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Megapolitan
Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Megapolitan
KPU Gelar Sayembara Maskot dan 'Jingle' Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

KPU Gelar Sayembara Maskot dan "Jingle" Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

Megapolitan
Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Megapolitan
Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Megapolitan
Diduga Alami 'Microsleep', Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Diduga Alami "Microsleep", Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Megapolitan
Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com