DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok, Mohammad Idris hingga hari ini belum kunjung digaet partai politik untuk kembali maju di Pilkada Depok 2020 nanti.
Padahal, berstatus petahana, Idris yang merupakan kalangan nonpartai di atas kertas punya kans yang cukup besar untuk meraup mayoritas suara dalam kontestasi.
PKS adalah partai yang paling dekat dengan Idris.
Baca juga: Presiden PKS Akui M Idris Ban Serep di Pilkada Depok
Selain turut mengusung Idris pada Pilkada Depok 2016, sejumlah pejabat teras PKS juga dekat dengan Idris.
Namun, PKS kini justru tengah menggodok tiga kadernya menjadi bakal calon Wali Kota Depok periode 2021-2026.
Mereka yakni Imam Budi Hartono (Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat), Mohammad Hafid Nasir (Ketua DPD PKS Depok/Anggota DPRD Kota Depok) dan T Farida Rachmayanti (Anggota DPRD Kota Depok).
Internal PKS sendiri mengaku belum akan melirik ke kanan-kiri untuk mencalonkan kandidat penguasa Depok pada Pilkada 2020.
Hal tersebut bahkan diakui oleh Presiden PKS, Sohibul Iman.
Iman menyebut, meski di luar masih terdengar isu bahwa nantinya PKS akan mengusung kembali Idris, menurut dia, hal tersebut bukan menjadi fokus PKS baik di tingkat DPD dan DPP.
"Misalkan tiba-tiba dari pihak lawan ada calon kuat yang kita kalkulasi tidak mungkin dihadapi oleh (tiga balon) ini, ya bisa saja ada calon baru dari eksternal atau internal," tutur Iman kepada wartawan, Minggu (16/2/2020).
Baca juga: Sohibul Iman: PKS Bisa Usung Idris, tapi Jadi Calon Wakil Wali Kota Depok
Sekalipun menggaet Idris, Iman mengatakan, bisa saja nantinya Idris justru bukan lagi maju sebagai calon wali kota, tetapi sebagai wakil wali kota.
"Saya yakin dari tiga itu yang kita ambil, Idris masuk dari jalur khusus juga mungkin saja, tapi posisinya bisa saja idris jadi wakil Pemira jadi walinya," katanya.
Saat ditanya apakah Idris menjadi ban serep PKS, Iman mengaku hal tersebut bisa saja terjadi.
Namun, Iman menepis kabar bila Idris telah pasti masuk sebagai calon wali kota Depok melalui jalur khusus.
"Sampai hari ini di kantong saya tidak ada nama siapa-siapa. Konstelasi politik tidak bisa ditebak. Eksternal hanya ban serep," ujar dia.