"Misalnya dari segi konten atau kapasitas yang dimiliki oleh Yurgen, artinya seperti yang disampaikan oleh beberapa kawan, gagasan (politik di Depok) enggak ada yang berkembang, apalagi pelaksanaannya," beber dia.
"Yurgen bisa mengisi itu, karena karena masalah sekarang adalah distrust yang tinggi terhadap posisi hari ini," Zaki menambahkan.
Dosen Universitas Bina Nusantara itu merasa yakin bahwa rekam jejak Yurgen dapat membuktikan kapasitas idenya untuk Depok.
Gagasan bisa saja dibuat oleh konsultan sewaan, kata dia, namun rekam jejak Yurgen tak dapat dimungkiri.
Baca juga: PKS Punya Syarat jika Lamar Bakal Calon Independen Yurgen-Zaki di Pilkada Depok 2020
Menurut Zaki, itu kekuatan eks pasangannya.
Yurgen yang notabene lulusan Universitas Indonesia pernah berkarier sebagai wartawam selama 4,5 tahun.
Ia kemudian menamatkan S2 jurusan Kebijakan Publik di Oxford University, Inggris, sebelum kembali ke Tanah Air dan mencoba peruntungan sebagai calon anggota DPR lewat Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
"Saya mengedepankan Yurgen karena dia orang Depok asli. Masa (Depok) punya SDM sekelas Yurgen, lulusan Oxford, pernah jadi wartawan di Amerika 1 tahun, dan pakar kebijakan publik, tapi dia mau dibiarkan begitu-begitu saja," tutup Zaki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.