Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sowan ke Pimpinan Gerindra, Pradi Supriatna Belum Kantongi Rekomendasi Maju Pilkada Depok 2020

Kompas.com - 21/02/2020, 18:24 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna mengakui telah sowan ke Sekretariat Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra, Ahmad Muzani pada Kamis (20/2/2020) malam.

Pradi yang menjabat Ketua Dewan Pimpinan Cabang Gerindra Kota Depok menyebut, langkahnya menemui Muzani dalam rangka mendiskusikan peluangnya maju sebagai calon wali kota Depok 2021-2026.

"Semalam, jujur saja, saya bertemu dengan salah satu pimpinan tertinggi kami. Pak sekjen (DPP Gerindra)," ujar Pradi kepada wartawan di DPRD Kota Depok, Jumat (21/2/2020) sore.

Baca juga: Ditanya Peluang Maju Lagi di Pilkada Depok, Idris: Jangan-jangan Elektabilitas Saya Rendah

Namun, Pradi berujar, pertemuan itu belum membuahkan hasil berupa rekomendasi pimpinan pusat, bahwa ia resmi diusung Gerindra buat melaju di Pilkada Depok 2020.

Pembicaraan dengan Muzani masih sebatas kalkulasi politik, kata Pradi.

Ia tak menjawab apakah telah diberikan lampu hijau atau tidak. Namun, menurut dia, partainya pasti akan mendahulukan kadernya sebagai jagoan dalam pilkada.

Saat ini, di tingkat DPP Gerindra, lanjut Pradi, ada nama dia selaku kader internal.

Selain Pradi, ada satu orang dari luar partai berinisial R yang akan berebut jatah melaju di Pilkada Depok 2020.

Baca juga: Sohibul Iman: PKS Bisa Usung Idris, tapi Jadi Calon Wakil Wali Kota Depok

"Dalam proses berjuang untuk (mendapatkan) rekomendasi, tentunya dengan indikator-indikator yang ada dari survei mungkin. Pimpinan pusat juga punya survei sendiri di kota ini," jelas Pradi.

"Artinya, pusat kan memang tidak ingin gegabah dalam memberikan rekomendasi, dan targetnya pasti ingin menang," ia menambahkan.

Hingga hari ini, dua poros utama koalisi partai politik jelang Pilkada Depok 2020 yang digelar September 2020, sudah mulai terbentuk.

Poros petahana dimotori oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang sudah 3 periode menempatkan usungannya sebagai penguasa Depok.

Baca juga: Presiden PKS Akui M Idris Ban Serep di Pilkada Depok

Belakangan, Partai Golkar terus merapat ke poros petahana.

Sementara itu, oposisi jelang Pilkada Depok 2020 merupakan koalisi gemuk yang terdiri dari kubu Gerindra-PDIP dan kubu partai lain seperti Demokrat, PKB, PAN, dan PPP. Namun, kini kedua kubu sepakat berpisah.

Berbekal 20 kursi di parlemen Depok, Gerindra dan PDI-P sepakat bergandengan.

Koalisi dua partai yang bentrok pada Pilpres 2019 lalu itu diyakini jadi penantang serius.

Namun, sampai sekarang belum ada satu pun poros yang mendeklarasikan jagoannya. Semuanya masih menanti arahan serta keputusan final para elitenya di tingkat pusat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com