JAKARTA, KOMPAS.com - Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) menyatakan keberatan dengan rencana diselenggarakannya Formula E di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.
Ketua Umum IAI Ahmad Djuhara mengatakan, dalam hal bangunan cagar budaya, arsitek Indonesia memahami arti penting arsitektur sebagai penanda bangsa Indonesia.
Menurut Djuhara, dengan adanya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, sebelum diputuskan penyelenggaraan Formula E, seharusnya ada studi kelayakan terlebih dahulu.
"UU Cagar Budaya menetapkan harus ada studi kelayakan. Jadi kalau studi kelayakan enggak ada dan sudah dilaksanakan (Formula E), ini melanggar hukum, pejabatnya bisa kena," ucap Djuhara saat dihubungi, Jumat (21/2/2020).
Baca juga: Megawati Kritik Formula E di Monas, Sekda DKI: Agar Indonesia Terkenal Dunia Akhirat
Ia menyebutkan, studi kelayakan penggunaan lokasi cagar budaya harus melibatkan ahli cagar budaya, antropologi, dan sejarawan.
"Makanya, kami menyayangkan sebetulnya, kata kuncinya itu sebenarnya sakral. Di atas cagar budaya hanya ada beberapa cagar budaya yang sakral, yakni Monas dan Taman Proklamasi," tuturnya.
Djuhara menduga, pelaksanaan Formula E akan mengubah wajah Monas karena tidak hanya dibangun lintasan balap, tetapi juga bakal ada tribun penonton, pitstop, dan bengkel.
"Pada saat pelaksanaannya berubah, terutama penggunaannya itu yang saya rasa kami keberatan, dia akan mengganggu kesakralan itu. Mereka enggak akan peduli soal kesakralan lagi, orang fokus Formula E," tambahnya.
Baca juga: Jakpro Cetak 1.500 Pembatas Jalan untuk Formula E
Sebelumnya, Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) juga menyatakan kritik senada. IAAI menentang kawasan Monas sebagai perlintasan mobil balap Formula E yang dinilai cacat administrasi.
Presiden kelima Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri juga mengkritik soal rencana menggelar event balapan mobil listrik Formula E di Monas.
Megawati menegaskan, Monas merupakan cagar budaya yang dilindungi, maka sudah semestinya pemerintah melindungi kawasan tersebut.
Ia mempertanyakan alasan Gubernur DKI Anies Baswedan tak mencari tempat lain selain Monas.
"Kenapa sih, mau bikin Formula E kenapa sih harus di situ? Kenapa sih enggak di tempat lain? Kan begitu. Peraturan itu ya peraturan," kata Megawati.
Formula E untuk pertama kalinya akan digelar di Jakarta pada 6 Juni 2020.
Baca juga: TACB Nasional Angkat Bicara, Tolak Monas Jadi Lintasan Balap Formula E
Balapan mobil ramah lingkungan itu direncanakan akan digelar lima tahun berturut-turut dari 2020 sampai 2024.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.